Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak turun untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Pelemahan terjadi setelah Pemerintah AS melaporkan lemahnya permintaan bahan bakar di negara tersebut dan lonjakan stok bahan bakar bensin dan sulingan yang mengejutkan.
Mengutip The Business Times, Jumat, 31 Mei 2024, minyak mentah berjangka Brent turun sebesar US$1,74 atau 2,1 persen menjadi menetap di US$81,86 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun sebesar US$1,32 atau 1,7 persen menjadi US$77,91 per barel.
|Baca: IHSG dan Rupiah Kompak Kebakaran di Perdagangan Sore
Stok minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan pada pekan lalu karena pabrik penyulingan meningkatkan tingkat utilisasi tertingginya dalam lebih dari sembilan bulan, menurut data dari Badan Informasi Energi AS (EIA). Namun, terdapat lonjakan mengejutkan dalam persediaan bensin dan bahan bakar sulingan karena permintaan melemah.
“Kelemahan di pasar bensin terus menyeret sektor minyak lainnya,” kata Analis Minyak broker StoneX Alex Hodes.
Harga emas datar
Di sisi lain, harga emas global datar pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu terjadi lantaran para investor menunggu pembacaan inflasi AS yang dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai jalur kebijakan Federal Reserve.
Harga emas di pasar spot tidak berubah pada US$2,338.04 per ons pada 01.25 GMT, setelah turun satu persen di sesi sebelumnya. Emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi US$2.358,30. Perak di pasar spot naik 0,2 persen menjadi US$32,03 per ons, platinum naik 0,5 persen menjadi US$1.040,55, dan paladium turun 1,3 persen menjadi US$952,50.
|Baca juga: JP Morgan Prediksi Harga Mulai Turun di Perusahan Asuransi Lloyd’s
Aktivitas ekonomi AS terus meningkat dari awal April hingga pertengahan Mei, namun perusahaan-perusahaan menjadi semakin optimistis terhadap masa depan di tengah melemahnya permintaan konsumen, sementara inflasi terus meningkat dengan kecepatan sedang, menurut survei The Fed.
Sedangkan Goldman Sachs tetap selektif bullish pada komoditas, dalam sebuah catatan, mengutip pertumbuhan permintaan yang solid, ekspektasi kenaikan struktural yang lebih besar dalam industri logam dan emas. Kemudian, impor perak India dalam empat bulan pertama tahun ini melampaui total impor perak sepanjang 2023, kata pejabat pemerintah dan industri.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News