Kurs Rupiah Pagi Terjungkal di Rp15.544/US$

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Rabu pagi dibuka melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di posisi Rp15.520 per US$. Minimnya sentimen positif membuat mata uang Paman Sam dengan leluasa menghantam mata uang Garuda.

Mengutip Bloomberg, Rabu, 10 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke level Rp15.544 per US$. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.540 hingga Rp15.547 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.425 per US$.

|Baca: IHSG Pagi Terkoreksi, 120 Saham di Area Negatif

Sementara itu, dolar Amerika Serikat menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), mengikuti kenaikan imbal hasil treasury AS. Kondisi itu terjadi karena investor mempertanyakan apakah perkiraan pasar terhadap penurunan suku bunga tahun ini dapat dibenarkan atau tidak.

|Baca: Rugikan Negara Belasan Miliar, KPK Usut Dugaan Korupsi Asuransi di Pelni

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, naik lebih dari 0,1 persen menjadi 102,42, setelah naik satu persen pada minggu lalu. Euro terakhir berada di level US$1,0934, jauh dari level terendah tiga minggu terakhir di US$1,0877. Sterling tergelincir 0,2 persen menjadi US$1,2721.

Bitcoin bertahan dekati level terkuat

Dalam mata uang kripto, bitcoin bertahan mendekati level terkuatnya sejak April 2022 di tengah meningkatnya antisipasi bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa akan segera menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin spot.

Pedagang pasar uang memperkirakan pelonggaran bank sentral AS sebesar 135 basis poin pada tahun ini, dengan kemungkinan 60 persen bahwa mereka akan mulai melakukan pemotongan pada Maret.

“Ini bukan hal yang mudah bagi dolar AS tahun ini, yang sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan di pasar pendapatan tetap AS,” pungkas Ahli Strategi Senior FX G10 Bank of America (BOA) Kamal Sharma.

Editor: Angga Bratadharma