Media Asuransi, JAKARTA – Menjelang akhir tahun, dari sisi teknikal, Bitcoin juga menunjukkan sinyal yang patut diwaspadai. BTC tercatat membentuk pola bearish pennant pada grafik harian, yang umumnya merupakan pola kelanjutan tren turun.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan bahwa Bitcoin telah mencatatkan death cross, yakni perpotongan rata-rata pergerakan 50 hari di bawah MA 200 hari, serta bergerak di bawah indikator Supertrend.
|Baca juga: Bitcoin Tembus Rp1,5 Miliar, Institusi Besar Kembali Dorong Reli Menjelang FOMC
“Secara teknikal, kombinasi death cross dan bearish pennant membuka ruang koreksi lanjutan dalam jangka pendek jika tidak ada sentimen positif baru. Jika terjadi breakdown, tekanan bisa meluas ke altcoin,” jelas Fyqieh dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu, 27 Desember 2025.
Meski tekanan jangka pendek masih terasa, pasar tetap mencermati kemungkinan perubahan kebijakan The Fed di 2026. Menurut CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pertama pada April 2026 diperkirakan mencapai sekitar 44,3 persen untuk penurunan 25 bps (basis points), meskipun probabilitas suku bunga tetap tidak berubah juga cukup besar di kisaran 41,7 persen.
|Baca juga: Transaksi Kripto Tembus Rp409 Triliun, Upbit Indonesia Ingatkan Pentingnya Keamanan bagi Pengguna
Pernyataan sejumlah pejabat The Fed turut memperkuat pendekatan wait and see. Presiden Fed New York, John Williams, menilai tiga kali pemangkasan suku bunga yang telah dilakukan tahun ini sudah menempatkan kebijakan moneter di posisi yang tepat. Sementara itu, Gubernur The Fed, Stephen Miran mengisyaratkan perlunya pemangkasan lebih lanjut pada 2026 guna menghindari risiko resesi.
Di sisi lain, Fyqieh menilai volatilitas pasar kripto berpotensi meningkat selama periode libur Natal seiring menipisnya likuiditas perdagangan. Kondisi tersebut dapat memicu pergerakan harga yang lebih tajam, baik ke arah pemulihan jangka pendek maupun koreksi lanjutan, tergantung perkembangan sentimen makro global.
Diaa mengimbau investor untuk tetap disiplin dalam menerapkan manajemen risiko. Menurutnya, dalam jangka pendek pasar kripto masih rentan terhadap tekanan makroekonomi dan sinyal teknikal. Sementara untuk jangka menengah hingga panjang prospek kripto tetap menarik apabila likuiditas global kembali longgar dan kebijakan moneter bergerak lebih akomodatif.
Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar kini mencermati apakah akhir tahun ini akan diwarnai reli Natal yang berkelanjutan atau justru fase konsolidasi lanjutan sebelum pasar kripto kembali menemukan arah pergerakannya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
