1
1

Mencengangkan, Laba Bersih PGAS Meroket 437%

Media Asuransi, JAKARTA – Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) meroket 437% secara year on year (yoy) di sepanjang Januari-September 2021. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar US$286,21 juta per akhir September 2021. Sebagai perbandingan, pada September 2020, laba bersih PGAS ada di angka US$53,26 juta. 

Pendapatan perseroan naik dari US$2,15 miliar menjadi US$2,25 miliar. Positifnya kinerja operasional menjadi salah satu penopang ciamiknya kinerja PGAS di sembilan bulan pertama tahun ini. 

Perusahaan pelat merah ini berhasil menyalurkan 873 british thermal unit per hari (BBTUD) gas niaga hingga September 2021, naik sekitar 7,5% dari sebelumnya 812 BBTUD. 

Baca juga: Indonesia Siap Capai Target Penurunan Emisi Karbon 2030

Adapun, Untuk volume transmisi pada periode yang sama tahun ini sebesar 1,238 miliar kaki kubik per hari atau 1.238 MMSCFD. Kemudian, volume upstream PGAS tercatat sebesar 6,46 MMBOE, regasifikasi sebesar 88 BBTUD, LPG processing sebesar 101 TPD, dan oil transport sebesar 9.301 BOEPD.

Selain itu, perseroan juga mampu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor. Hingga kuartal III 2021, PGAS telah melayani lebih dari 600.000 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.760 km.

Kembali dicatatkannya pembalikan provisi dari sengketa pajak antara perseroan dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak turut melambungkan cuan perseroan di kuartal III 2021. Nilai pembalikan provisi dari sengketa pajak per September 2021 tercatat sebesar US$65,17 juta. Selain itu, perseroan juga membukukan laba selisih kurs sebesar US$19,61 juta. 

Kinerja yang impresif ini tidak lantas membuat manajemen berpangku tangan. Strategi bisnis terus dijalani, pedal gas ekspansi terus diinjak tanpa rem. Saat ini, perseroan tengah fokus untuk mendorong tanki LNG Hub Kilang Arun menjadi pusat LNG Hub Asia. 

Baca juga: Top 5 Reksa Dana Pencetak Return Tertinggi Ytd 29 Oktober 2021

Sebagai tahapan awal, melalui anak usahanya PT Perta Arun Gas (PAG), perseroan telah melakukan pengapalan LNG dengan tujuan pasar internasional pada pekan lalu. 

Perseroan berencana mengembangkan bisnis ini dengan memanfaatkan 4 unit tangki LNG berkapasitas total 508.000 m3. Masing-masing tangki memiliki kapasitas 127.000 m3. 

Ini akan menjadi salah satu batu loncatan anak perseroan, PT Perta Arun Gas yang sangat baik dalam memperluas jaringan pasar global dan meningkatkan nilai perusahaan. 

Kabar lainnya, PGAS melalui PT Pertamina Gas (Pertagas) pun telah resmi menyelesaikan pembangunan Pipa Gas dan Mother Station (MS) Compressed Natural Gas (CNG) di Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah akhir pekan lalu. 

Fasilitas yang dibangun meliputi pipa gas sepanjang 4 kilometer (km) dan Mother Station dengan kapasitas 3,5 MMSCFD. Fasilitas ini nantinya mampu menyuplai kebutuhan gas alam bagi industri di seluruh penjuru Pulau Jawa yang wilayahnya belum tersambung pipa gas.

Adanya fasilitas ini menandai pemanfaatan perdana gas yang diproduksi dari sumur PT Pertamina EP Cepu ADK (PEPC ADK) dari Lapangan Alas Dara Kemuning (ADK) yang mulai berproduksi pada November 2021. 

Jawa Tengah merupakan wilayah yang menjadi salah satu fokus perseroan untuk meluaskan ekspansinya dalam pemanfaatan gas bumi. Selain produk CNG, produk turunan lain yang dihasilkan adalah kondensat. 

Produk ini selanjutnya akan menjadi pelarut bagi keperluan industri. Manajemen PGAS memastikan permintaan industri akan kebutuhan kondensat saat ini cukup tinggi.

Informasi saja, saat ini PGAS telah memasok gas alam sebesar lebih dari 700 BBTUD untuk kebutuhan di Pulau Jawa, baik untuk kebutuhan industri, jaringan gas kota, transportasi berbahan bakar gas maupun pembangkit listrik. 

Kinerja dan prospek yang ciamik dari PGAS ini membuat investor, terutama asing mempertimbangkan PGAS untuk masuk ke dalam portofolio investasi mereka. Dalam dua hari perdagangan terakhir, asing terus mencatatkan net buy di saham PGAS dengan total nilai sekitar Rp37 miliar. Aha 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Indonesia Siap Capai Target Penurunan Emisi Karbon 2030
Next Post Garuda Indonesia Harus Kurangi Utang Rp89,84 Triliun Jika Mau Terus Terbang

Member Login

or