Melalui Daily Write Up bertajuk United Tractors (UNTR IJ) – Earnings might have peaked, analis Mirae Sekuritas, Hariyanto Wijaya, menjelaskan bahwa laba bersih 9M22 lebih tinggi dari perkiraan, tetapi mungkin telah mencapai puncaknya. Di 3Q22, UNTR membukukan pertumbuhan laba bersih yang kuat secara yoy menjadi Rp5,51 triliun (+66,9% yoy). Secara kumulatif, laba bersih tumbuh 103,0% yoy menjadi Rp15,88 triliun di 9M22, melebihi ekspektasi.
|Baca juga: United Tractors (UNTR) Bayar Dividen Interim Rp3,05 Triliun
Meskipun harga batu bara Newcastle mencapai puncaknya di 3Q22, laba bersih UNTR di 3Q22 turun 8,7% qoq karena pendapatan, dan marjin laba yang lebih rendah. Marjin kotornya turun menjadi 28,2% dari 29,2% di 2Q22. Penurunan pendapatan qoq (sebesar 4,3%) didorong oleh penurunan pendapatan pertambangan batu bara sebesar 48,8% (menjadi Rp5,6 triliun) karena penurunan penjualan batu bara sebesar 31,2% qoq.
Dia mengatakan laba bersih UNTR diperkirakan akan turun di periode mendatang. Kinerja keuangan UNTR didorong oleh harga batu bara, diikuti oleh melemahnya rupiah yang menguntungkan. Harga batu bara mulai turun sejak awal Oktober, yang kemungkinan akan terus melemah di periode mendatang.
“Kombinasi dari penurunan harga batu bara dan stabilnya rupiah seharusnya membuat UNTR membukukan pendapatan, margin keuntungan, dan laba bersih yang lebih rendah di FY23F. Kami memperkirakan laba bersih UNTR akan turun menjadi IDR16,9 triliun (-16,1% yoy) di FY23F.”
Lebih lanjut, Hariyanto menurunkan rekomendasi menjadi Hold dengan TP lebih rendah Rp29.600. Dia menurunkan rekomendasi ke Hold dengan TP Rp29.600, yang didasarkan pada target P/E 6,5x pada EPS FY23F.
“Kami berpendapat bahwa tren penurunan harga batu bara dari level historisnya yang tinggi kembali ke level USD200/ton dapat menurunkan harga saham UNTR karena: 1) penurunan harga batu bara dapat menurunkan kinerja keuangan UNTR, dan 2) terdapat korelasi yang tinggi antara arah harga batubara dengan harga saham UNTR.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News