1
1

Meski IHSG Menguat, Investor Disarankan Wait and See  

Para investor sedang mencermati pergerakan pasar saham. | Foto: Media Asuransi/Lucky Kennedy

Media Asuransi, JAKARTA – Setelah sepekan sebelumnya kinerja IHSG mengalami pelemahan yang dalam, pekan ini IHSG mampu mencatatkan kinerja positif sebesar 4,85%. Infovesta Utama menilai penguatan ini didukung berbagai faktor di antaranya rilis data neraca perdagangan April 2022 yang surplus sebesar US$7,56 miliar atau naik 66,9% dari periode sebelumnya. 

Melalui Weekly Mutual Funds Update, Infovesta menjelaskan kenaikan ini bersumber dari peningkatan ekspor non migas termasuk kenaikan harga komoditas akibat perang Rusia dan Ukraina. Selain itu pelaku pasar melihat kebijakan pencabutan larangan ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya memberikan dampak positif pada harga acuan komoditas tersebut dan memberikan dampak positif bagi neraca perdagangan Indonesia bulan depan. 

Meskipun begitu, IHSG diperkirakan bergerak flat atau stabil ke depannya karena pelaku pasar masih menanti rilis data ekonomi lainnya seperti suku bunga acuan Indonesia (BI-7 Days RR) yang diprediksi naik. Selain itu, pelaku pasar juga menanti pernyataan The Fed hari Kamis, 26 Mei 2022 mengenai kebijakan moneter. “Karena itu, investor sebaiknya wait and see sambil terus memantau perkembangan isu dan sentimen di pasar.” 

|Baca juga: MARKET REVIEW: Sektor Konsumen Non Siklus dan Energi Angkat IHSG

Pada saat yang sama, pasar SBN juga memberikan respons positif terhadap rilis data ekonomi Indonesia yang mendorong positifnya pergerakan pasar SBN pekan lalu. Meskipun demikian, berbagai sentimen negatif masih membayangi pasar, khususnya kenaikan yield US Treasury, menyusul perubahan kebijakan suku bunga The Fed

“Kami melihat bahwa sepanjang tahun 2022, pasar SBN akan dibayangi sentimen negatif terhadap agresifnya perubahan kebijakan suku bunga (baik The Fed maupun Bank Indonesia).” 

Oleh karena itu, investor yang ingin berinvestasi pada SBN sebaiknya bersabar karena masih besarnya potensi penurunan dan hanya memilih SBN yang memberikan imbal hasil yang sesuai dengan target jangka panjang investor. 

Bagaimana dengan reksadana? Kinerja reksadana pendapatan tetap masih menunjukkan kecenderungan menurun sejalan dengan prediksi perubahan suku bunga pekan depan. Infovesta memperkirakan tekanan ini akan berlanjut hingga kuartal II/2022. 

Sementara itu, reksadana saham masih akan bergerak fluktuatif seiring berkembangnya berbagai isu yang mempengaruhi pasar saham. Di tengah kondisi ini, pelaku pasar dapat mempertimbangkan reksadana pasar uang yang lebih stabil dan justru berpotensi diuntungkan dengan kenaikan suku bunga.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Berpotensi Menguat, Strong Buy 2 Saham Ini  
Next Post Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Terdepresiasi

Member Login

or