Melalui Daily Write Up bertajuk Bank Central Asia (BBCA IJ) – 9M22 result review: Beating the consensus’ estimates, analis Mirae Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan pada 9M22, BBCA membukukan laba bersih Rp29,0 triliun (+24,8% YoY). “Hasilnya sesuai dengan perkiraan kami tetapi di atas konsensus masing-masing pada 76,5% dan 78,8% terhadap perkiraan FY22F (rata-rata 5 tahun: 73,4%).”
Menurutnya, pertumbuhan pendapatan bunga meningkat menjadi 6,8% QoQ di 3Q22 (2Q22: +5,0% QoQ) karena kenaikan suku bunga acuan yang mendorong kenaikan imbal hasil, terutama dari penempatan di BI dan obligasi pemerintah.
|Baca juga: Laba Bersih BCA Kuartal III/2022 Rp29 Triliun
Selain itu, pertumbuhan kredit yang kuat (+12,6% YoY) dan imbal hasil kredit USD yang lebih tinggi (2Q22: 3,1%; 3Q22: 3,6%) juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan bunga meskipun imbal hasil kredit rupiah stabil (2Q22 dan 3Q22: 7,3%).
Beban provisi hanya Rp191 miliar di 3Q22 (1Q22: Rp2,8 triliun; 2Q22: Rp909 miliar), yang menghasilkan beban provisi yang jauh lebih rendah sebesar Rp3,9 triliun di 9M22 (-48,8% YoY).
Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 12,6% YoY pada 3Q22, melambat dari 13,8% YoY pada 2Q22, terseret oleh kredit korporasi (-1,3% QoQ) meskipun kredit komersial & UKM dan konsumer meningkat masing-masing sebesar 3,0% dan 2,8% QoQ.
“Kami menilai pertumbuhan kredit akan menjadi agenda utama untuk mendorong pertumbuhan kinerja tahun depan, mengingat LDR rendah di 63,3%. Hal ini sejalan dengan panduan bank untuk pertumbuhan kredit 12% YoY di FY23.”
Meskipun Mirae menyukai BBCA dengan hasil yang luar biasa dan fundamental yang kuat, tetapi Handiman mempertahankan rekomendasi Hold dengan TP Rp9.000 karena potensi upside yang terbatas.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News