Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak naik 1,0 persen pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB). Penguatan terjadi lantaran meningkatnya jumlah kapal tanker minyak yang mengalihkan jalur dari Laut Merah menyusul serangan udara dan laut oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman.
Mengutip The Business Times, Senin, 15 Januari 2024, minyak mentah berjangka Brent ditutup 88 sen atau 1,1 persen, lebih tinggi menjadi US$78,29 per barel. Sesi tertingginya naik lebih dari US$3 menjadi lebih dari US$80, yang merupakan level tertinggi tahun ini.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 0,9 persen menjadi US$72,68, memangkas kenaikan setelah menyentuh level tertinggi 2024 di posisi US$75,25.
|Baca: Hasil Underwriting Stabil, Prospek Asuransi di Panama Dipertahankan Stabil
Meskipun pengalihan tersebut diperkirakan meningkatkan biaya dan waktu yang diperlukan untuk mengangkut minyak, namun pasokan minyak belum terkena dampaknya, kata para analis dan pakar industri. Sehingga mengurangi beberapa kenaikan harga sebelumnya.
Penurunan harga tajam oleh Arab Saudi
Untuk minggu lalu, Brent turun 0,5 persen dan WTI turun 1,1 persen. Awal pekan lalu, penurunan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan peningkatan stok minyak mentah AS yang mengejutkan memicu kekhawatiran pasokan.
“Meskipun kurangnya pengiriman melalui Laut Merah memang menimbulkan masalah transportasi untuk sejumlah pasokan minyak mentah, sejauh ini dampaknya terhadap pasar minyak fisik minimal,” kata Presiden Cavanal Hill Investment Management Matt Stephani.
“Jika konflik menyebar ke wilayah lain di semenanjung Arab maka pasar minyak mungkin akan bereaksi jauh lebih signifikan,” pungkas Stephani.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
