Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Bank Negara Indonesia (BBNI IJ) – FY2022 result review: In line with consensus’ estimates, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, menerangkan bahwa BBNI membukukan sedikit kemunduran di 4Q22 dengan laba bersih Rp4,6 triliun (-5,5% qoq) karena beban bunga yang naik tajam menjadi Rp4,3 triliun (+35,4% qoq) dan opex Rp9,1 triliun (+12,1% qoq).
|Baca juga: BNI Meramu Strategi Hadapi Ancaman Resesi
Namun demikian, BBNI membukukan rekor laba bersih tertinggi di FY2022 di Rp18,3 triliun (+68,0% yoy), didorong oleh kenaikan pendapatan bunga (+9,3% yoy) dan pendapatan non-bunga (+12,3% yoy) serta penurunan beban provisi (-38,7% yoy). “Laba bersih FY2022 merepresentasikan 94,2%/103,4% dari perkiraan kami/konsensus.”
Dia menjelaskan kredit tumbuh signifikan pada 4Q22 sebesar 3,8% qoq dan 10,9% yoy, terutama didorong oleh korporasi swasta (+28,9% yoy), komersial besar (+29,9% yoy), KUR (+19,8% yoy), dan kredit personal (+20,3% yoy) segmen. BBNI memfokuskan pertumbuhan kreditnya pada segmen kredit berisiko rendah untuk memiliki kinerja yang lebih stabil di masa depan.
Untuk 2023, Handiman menerangkan pertumbuhan kredit BNI ditargetkan 7%-9% (perkiraan Mirae Asset: 10,5%); NIM >4,7% (perkiraan Mirae Asset: 4,9%); dan CoC <1,5% (perkiraan Mirae Asset: 1,8%).
“Kami mempertahankan rekomendasi Beli kami pada BBNI dengan TP Rp12.500, berdasarkan target P/B FY2023F sebesar 1,4x. Kami memperkirakan peningkatan laba terutama didukung oleh pertumbuhan kredit yang tinggi dan peningkatan kualitas aset lebih lanjut.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News