1
1

Moody’s Turunkan Peringkat Tunas Baru Lampung (TBLA) Jadi B2 Outlook Negatif

Salah satu pabrik PT Tunas Baru Lampung Tbk. | Foto: tunasbarulampung.com

Media Asuransi, JAKARTA – Moody’s Investors Service menurunkan corporate family rating (CFR) PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menjadi B2 dari B1. Moody’s juga menurunkan peringkat obligasi senior tanpa jaminan yang diterbitkan oleh TBLA International Pte Ltd, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh TBLA, menjadi B2 dari B1.

Pada saat yang sama, Moody’s telah merevisi prospek menjadi negatif dari peringkat yang sedang ditinjau.

“Penurunan peringkat mencerminkan ekspektasi kami bahwa TBLA akan tetap rentan terhadap risiko likuiditas bahkan setelah menyelesaikan rencana pembiayaan kembali obligasi besar yang jatuh tempo dengan pinjaman aman amortisasi sindikasi baru,” kata Maisam Hasnain, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody’S.

|Baca juga: Moody’s Turunkan Rating Sawit Sumbermas (SSMS) Jadi Caa1 Outlook Negatif

Dia menjelaskan kualitas kredit TBLA akan dibatasi oleh likuiditas yang terus-menerus lemah, mengingat ketergantungan yang besar pada utang jangka pendek, peningkatan pembayaran amortisasi dan visibilitas yang terbatas atas rencana untuk mengakhiri struktur permodalannya selama 1-2 tahun ke depan.

Moody’s mengharapkan TBLA untuk menandatangani pinjaman sindikasi baru pada akhir bulan ini dengan beberapa bank yang ada untuk sepenuhnya membiayai kembali obligasi $168 juta yang jatuh tempo pada Januari 2023 dan sebagian besar obligasi Rp1,3 triliun (US$85 juta) yang jatuh tempo pada Maret 2023.

Bahkan dengan pinjaman baru, Moody’s percaya TBLA akan membutuhkan akses tanpa gangguan ke pendanaan bank selama beberapa tahun ke depan, karena sumber kas internal TBLA tidak akan cukup untuk memenuhi kewajiban kasnya, termasuk jatuh tempo utang yang dijadwalkan. Moody’s percaya saluran pendanaan alternatif perusahaan terbatas. TBLA dua kali berusaha untuk menerbitkan obligasi dolar AS baru pada tahun 2021 tetapi membatalkan transaksi tersebut dengan alasan kondisi pasar yang merugikan.

Per 30 September 2021, selain jatuh tempo obligasi yang dijadwalkan pada 1Q 2023, TBLA memiliki Rp2,2 triliun pembayaran amortisasi pinjaman yang harus dibayar hingga September 2023. Perusahaan juga memiliki sekitar Rp1,9 triliun pinjaman bank jangka pendek yang akan membutuhkan untuk digulung.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Data Inflasi AS Diperkirakan Tekan Laju IHSG Hari Ini
Next Post Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Terdepresiasi

Member Login

or