Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor untuk memilih saham sektor perbankan dan konsumer yang undervalued seiring dengan masih berlangsungnya musim kampanye pilpres
Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor jangka menengah hingga panjang.
Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Senin, 15 Januari 2024, Tim Riset Infovesta menerangkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) justru bergerak bearish sebesar -1,49% ke level 7.241,14 akibat tertekan oleh penurunan beberapa saham big caps tertentu.
Di sisi lain, posisi asing masih mencatatkan net buy sebanyak Rp3,20 triliun. Sedangkan pada saham, net buy asing terbesar yakni BBCA (Rp342,0 miliar), BBRI (Rp334,8 miliar), dan BMRI (Rp255,2 miliar). Sentimen dari domestik cenderung kondusif yakni rilis data cadangan devisa meningkat (Dec: US$146,4 miliar; Nov: US$138,1 miliar).
|Baca juga: IHSG Pagi di Awal Pekan Berlayar di Area Hijau
Peningkatan cadangan devisa didorong oleh penerimaan pajak & jasa dan penerimaan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesai (SRBI), sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI), dan sukuk valuta asing (SUVBI). Langkah Bank Indonesia dalam menerbitkan instrumen baru telah mendorong peningkatan cadangan devisa serta sebagai upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan menstabilkan nilai tukar rupiah.
Rilis indeks keyakinan konsumen (IKK) terbaru juga mengalami peningkatan level optimistis (Dec: 123,8 poin; Nov: 123,6 poin). Kondisi ekonomi kedepan terlihat masih tetap optimistis sejalan dengan berlangsungnya musim pesta demokrasi mendorong tingkat consumer spending masyarakat.
Sentimen dari global, rilis data inflasi China mengalami perbaikan laju deflasi (Dec: -0,3%YoY; Nov:-0,5%YoY). Permintaan yang masih lemah telah berdampak terhadap tingkat konsumsi masyarakat China, hal ini membuat daya tawar harga masih di area deflasi.
Dari AS, pejabat the Fed menilai indikator ekonomi terbaru menunjukkan soft landing pertumbuhan ekonomi AS meningkat, namun pasar ketenagakerjaan masih cukup kuat tercermin pada peningkatan lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang tergolong masih rendah. Ekspektasi pejabat the Fed terhadap tingkat ketenagakerjaan masih belum mencapai target, hal ini dapat menjadi cerminan the fed dalam mengambil sikap pada FOMC Meeting kedepan (31/01).
Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Govt. Bond Index naik sebesar +0,11% ke level 10.131,47 poin. Sentimen dari domestik, melihat cadangan devisa meningkat diharapkan dapat menjaga makro ekonomi dan stabilitas nilai tukar rupiah. Serta dengan level inflasi yang terjaga dapat memberikan ruang BI untuk bersikap lebih dingin dan berpotensi melakukan cut rate pada tahun ini.
Sentimen dari AS, rilis data inflasi kembali menguat dan diatas konsensus pelaku pasar. (Dec: 3,4%; Nov:3,1%YoY; Cons:3,2%YoY). Hal ini menjadi concern terbaru pelaku pasar apakah ruang penurunan FFR dapat dimulai pada pertemuan Maret 2024 atau tidak.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News