Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance diperkirakan tetap solid di paruh kedua tahun ini. Adanya masa perpanjangan kontrak asuransi strategi ekspansi yang prudent, dinilai menjadi pendongkraknya.
Pada semester I/2025, TUGU yang merupakan emiten anak usaha Pertamina telah mencatatkan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk mencapai Rp357,5 miliar. Salah satu penopang kinerja keuangan paruh pertama tahun 2025 adalah hasil investasi yang tumbuh pesat.
Pos pendapatan investasi mencapai Rp316,7 miliar di semester I/2025 atau mengalami kenaikan sebesar 22,9 persen year on year (yoy) yang didapat dari pengelolaan aset investasi yang tembus Rp11,4 triliun.
|Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Bidik Premi Tumbuh 11,6% di 2025, Begini Strateginya!
Analis NH Korindo Sekuritas, Leonaro Lijuwardi, memperkirakan pendapatan investasi masih menjadi salah satu penopang laba bersih TUGU di sisa tahun 2025. Di sisi lain kinerja asuransi perusahaan juga diramal akan tetap solid.
“Paruh kedua juga bertepatan dengan momentum renewal kontrak asuransi dan ini akan menjadi katalis positif pendapatan yang berasal dari hasil jasa asuransi,” kata Leo dalam keterangan resmi TUGU yang dikutip Kamis, 9 Oktober 2025.
Dia juga menjelaskan bahwa standar akuntansi baru yaitu PSAK 117 akan membuat laporan keuangan industri asuransi menjadi lebih transparan dan sesuai dengan standar global. Mengingat standar akuntansi ini di dunia telah diimplementasikan sejak 2023 dan di Indonesia baru 2025.
|Baca juga:Analis Menilai Valuasi Saham TUGU Masih Sangat Murah
PSAK 117 lebih menekankan pada konsep Contractual Service Margin (CSM) yang bertujuan untuk memastikan keuntungan dari kontrak asuransi tidak langsung diakui saat kontrak ditandatangani, melainkan diakui secara sistematis selama periode layanan.
“Rilis CSM secara bertahap dengan stabil atau meningkat akan lebih mencerminkan kinerja operasional yang solid, dengan proses underwriting yang prudent untuk perusahaan-perusahaan asuransi. CSM menjadi metrik penting untuk melihat profitabilitas asuransi,” jelas Leo.
Dia optimistis dengan tren suku bunga yang turun serta renewal atau pembaruan kontrak asuransi, TUGU dapat mengantongi laba bersih setidaknya Rp700 miliar untuk tahun buku 2025.
“Mencapai laba bersih Rp700 miliar masih feasible untuk tahun ini. TUGU sebagai saham dividend play masih bisa bagi dividend dengan estimasi laba tersebut dan jika payout sama 40 persen artinya secara nominal dan yield pun masih atraktif di 6-8 persen,” ujarnya.
Menurut Leo, dengan prospek kinerja semester II/2025 yang solid serta valuasi yang murah. Hal ini bisa menjadi salah satu pendorong untuk membuat harga saham TUGU menguat. Bahkan dengan harga saham TUGU yang sudah tembus level 1.000 juga dinilai masih sangat murah.
“Dengan harga terakhir sudah sampai level psikologis 1.000, rasio price to book value (PBV) masih di 0,36 kali, jauh di bawah rata-rata industri yang mencapai 0,6 kali. Sehingga potensi upside masih terbuka lebar,” jelas Leo.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News