Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi melemah hari ini dengan sentimen negatif yang membayangi aset berisiko pagi ini.
“Indeks saham Asia terlihat bergerak negatif di awal perdagangan mengikuti penutupan negatif indeks saham AS semalam,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa, 2 Agustus 2022.
|Baca juga: Sentimen The Fed Mereda, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat
Dia menjelaskan, sentimen perlambatan ekonomi global memicu sentimen negatif tersebut. Rilis data survei manufaktur beberapa negara perekonomian besar seperti Australia, Korea Sekarang, China, beberapa negara Eropa dan AS, kemarin menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur dibandingkan bulan sebelumnya. “Ini memicu ekspektasi pasar bahwa ekonomi global sedang melambat dan bisa menuju resesi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ariston mengatakan meningkatnya ketegangan antara AS dan China, dua negara dengan perekonomian terbesar dunia karena rencana pejabat AS mengunjungi China, juga memicu ekspektasi perlambatan ekonomi global.
Di sisi lain, sikap The Fed yang memberikan indikasi kenaikan suku bunga acuan berikutnya tidak sebesar sebelumnya dan kondisi resesi di AS, kemungkinan bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. “Potensi pelemahan ke arah Rp14.900 dengan potensi penguatan ke kisaran Rp14.850,” tambahnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,26% ke level Rp14.873 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,09% ke level Rp14.874 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News