Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan awal pekan ini diperkirakan berpotensi menguat seiring dengan penguatan harga aset berisiko pada pagi ini.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa harga aset berisiko terlihat bergerak menguat pagi ini. Indeks saham Asia positif, nilai tukar regional juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Rupiah pun, jelasnya, berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini.
“Rupiah juga terbantu dengan kenaikan harga komoditas tambang yang bisa membantu memperbesar surplus perdagangan RI,” jelasnya kepada Media Asuransi, Senin, 11 Oktober 2021.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah
Akan tetapi di sisi lain, sambungnya, pasar masih mewaspadai kenaikan yield obligasi pemerintah AS pasca dirilisnya data tenaga kerja AS Jumat kemarin. Yield tenor 10 tahun sudah bergerak di atas 1,6%. Ini level tertinggi sejak 4 Juni 2021.
Kenaikan yield ini sebagai respons pasar karena kemungkinan tapering di akhir tahun masih terbuka. Meskipun data tenaga kerja AS yang dirilis beragam, tapi tingkat pengangguran AS menunjukkan level terendah di masa pandemi, 4,8%.
“Kenaikan yield tersebut bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS. Hari ini, rupiah berpotensi bergerak menguat ke area Rp14.200, dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp14.230.”
Adapun pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,04% ke level Rp14.222 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI rupiah ditransaksikan menguat 0,09% ke level Rp14.225 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News