Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan berpeluang bergerak melemah karena kenaikan data inflasi produsen AS bulan November 2021.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang tertekan hari ini karena kenaikan data inflasi produsen AS bulan November yang dirilis semalam.
Dia menjelaskan, data menunjukkan angka kenaikan 9,6% year on year (yoy). Data tersebut semakin menguatkan persoalan kenaikan inflasi AS yang di luar kewajaran. Target inflasi Bank Sentral AS hanya 2%. “Ini akan menjadi bahan pertimbangan Bank Sentral AS untuk mempercepat pengetatan moneter. Dinihari nanti Bank Sentral AS akan merilis keputusannya,” jelasnya kepada Media Asuransi, Rabu, 15 Desember 2021.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Melemah
Pasar berekspektasi akan ada penambahan pengurangan pembelian obligasi agar proses tapering berlangsung lebih cepat, yang kemudian akan diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan. Pengetatan moneter akan mendorong penguatan dolar AS.
Dari dalam negeri, data neraca perdagangan bulan November akan dirilis. Surplus yang besar seperti bulan sebelumnya bisa menopang nilai tukar rupiah. “Hari ini mungkin rupiah bergerak melemah ke kisaran Rp14.380, dengan potensi support di kisaran Rp14.320.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot ditransaksikan menguat 0,05% ke level Rp14.324 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI ditransaksikan melemah 0,01% ke level Rp14.348 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News