Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi tertekan seiring dengan kenaikan inflasi konsumen AS yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS dengan kenaikan inflasi konsumen AS yang tertinggi dalam 40 tahun.
“Data AS yang dirilis di Jumat malam ini, ditambah dengan data tenaga kerja AS yang menuju perbaikan, akan mendukung kebijakan percepatan pengetatan moneter. Dan ini bisa mendorong penguatan dolar AS dan menekan nilai tukar lainnya,” katanya kepada Media Asuransi, Senin, 13 Desember 2021.
Sebelumnya di hari Kamis pekan lalu, jelasnya, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan angka klaim yang terendah dalam 52 tahun yang artinya semakin sedikit orang AS yang menganggur. “The Fed akan mengumumkan kebijakan terbarunya pada hari Kamis dinihari pekan ini.”
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Terdepresiasi
Tapi di sisi lain, sambung Ariston, pagi ini sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat positif. Indeks saham Asia bergerak menguat pagi ini. Dan ini mungkin bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah.
“Hari ini, rupiah mungkin melemah ke kisaran Rp14.380 per dolar AS, dengan potensi penguatan ke arah Rp14.350 per dolar AS.”
Sementara itu pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah di pasar spot ditransaksikan melemah 0,03% ke level Rp14.370 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI ditransaksikan melemah 0,19% ke level Rp14.378 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News