Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi tertekan seiring dengan sentimen kekhawatiran pasar terhadap Omicron dan kebijakan pengetatan moneter AS.
Pengamat Pasar Modal dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin masih berpotensi tertekan hari ini dengan sentimen kekhawatiran pasar terhadap Omicron dan kebijakan pengetatan moneter AS.
“Minat pasar terhadap aset berisiko terlihat masih tertekan dengan melemahnya indeks saham global karena kekhawatiran pasar terhadap penularan Omicron yang begitu cepat dan lockdown di beberapa negara Eropa,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa 21 Desember 2021.
Selain itu, jelas Ariston, keputusan Bank Sentral AS yang mempercepat tapering, Bank Sentral Inggris yang menaikan suku bunga dan Bank Sentral Eropa yang berniat mengurangi pembelian aset sebagai stimulus, kelihatannya masih menjadi faktor penekan sebagian nilai tukar emerging market terhadap dollar AS.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Turun Lagi, Strong Buy 3 Saham Ini
Pengetatan moneter artinya pengurangan likuiditas yang bisa menaikan nilai tukar yang bersangkutan. “Rupiah mungkin masih bisa melemah ke kisaran Rp14.430, dengan potensi support di kisaran Rp14.370,” jelasnya.
Sementara itu, pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah di pasar spot ditransaksikan melemah 0,33% ke level Rp14.402 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,29% ke level Rp14.384 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
