Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi kembali terdepresiasi seiring dengan kepastian kebijakan tapering the Fed.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah mungkin masih bisa melanjutkan pelemahannya hari ini. “Keputusan the Fed untuk melakukan tapering di November sebesar US$15 miliar sudah sesuai dengan ekspektasi pasar,” jelasnya.
Menurutnya, kenaikan inflasi menjadi kekhawatiran terbesar the Fed. Tapering ini sebagai langkah awal kenaikan suku bunga acuan AS. The Fed masih akan memonitor situasi ketenagakerjaan AS ke depannya yang belum pulih benar untuk menaikan suku bunga tersebut.
|Baca juga: Menanti Hasil Pertemuan The Fed, Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Terdepresiasi
“Jadi selanjutnya data tenaga kerja AS bisa menjadi penggerak utama nilai tukar dolar AS,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa keputusan tapering ini telah mendorong naik yield obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun sudah kembali ke area 1,60%. Dolar AS berpotensi menguat terhadap nilai tukar lainnya.
“Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.330 dengan potensi support di kisaran Rp14.280 per dolar AS.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin di pasar spot nilai tukar ditransaksikan melemah 0,44% ke level Rp14.313 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI ditransaksikan melemah 0,28% ke level Rp14.301 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News