Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpeluang menguat karena pasar masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS karena pasar masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi dengan positifnya indeks-indeks saham global pada perdagangan kemarin dan pergerakan indeks saham Asia pagi ini.
“Hari ini dari dalam negeri, pasar juga akan fokus ke RDG BI. BI kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun tingkat inflasi di Januari sudah di dalam kisaran target BI,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis 10 Februari 2022.
|Baca juga: Harga Emas Spot Hari Ini Berpotensi Naik, Emas Antam Naik Rp2.000/gram
Namun demikian, sambungnya, pasar akan melihat langkah moneter lainnya yang akan dilakukan BI setelah pada rapat sebelumnya BI menyatakan akan menaikan GWM yang artinya pengetatan moneter akan dimulai tahun ini. Bila ada kebijakan tambahan yang mengarah ke pengetatan moneter, rupiah masih terdukung menguat hari ini.
Tapi di sisi lain, terang Ariston, konsolidasi pergerakan rupiah mungkin terjadi hari ini, karena pasar menantikan data inflasi konsumen AS bulan Januari yang akan dirilis malam ini. Data inflasi AS yang melebihi ekspektasi pasar yaitu sebesar 7,3% akan memvalidasi ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini. Dan ini berpotensi mendorong penguatan dollar AS.
“Dengan kemungkinan konsolidasi ini, penguatan rupiah mungkin tidak jauh dan berpotensi tertekan lagi. Potensi penguatan rupiah ke arah Rp14.340, sementara potensi pelemahan ke arah Rp14.370.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 0,28% ke level Rp14.358 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI ditransaksikan menguat 0,13% di level Rp14.356 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News