Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Senin pagi atau di awal pekan terlihat menguat ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di Rp15.615 per US$. Sejauh ini sentimen positif dari Bank Indonesia (BI) masih bertahan untuk mendukung mata uang Garuda bertahan di area hijau.
Mengutip Bloomberg, Senin, 22 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke level Rp15.611 per US$. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.608 hingga Rp15.617 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.520 per US$.
|Baca: Minim Sentimen Positif, IHSG Pagi di Awal Pekan Melemah
Di sisi lain, dolar Amerika Serikat berada di jalur kenaikan minggu ini pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB), menambah kenaikan solid sepanjang tahun ini. Kondisi itu seiring perekonomian AS dan penolakan dari bank sentral telah menyebabkan para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga secara cepat.
Euro melemah
Euro telah melemah 0,6 persen minggu lalu, membantu mendorong indeks dolar AS menguat 0,9 persen, sehingga membuat kenaikannya pada tahun ini menjadi 1,9 persen.
Yen Jepang merupakan negara yang mengalami penurunan terbesar dengan saat ini yen telah melemah sekitar lima persen sepanjang tahun ini. Hal itu karena lemahnya data ekonomi dan gempa bumi yang mematikan telah melemahkan kepercayaan bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga.
“Pesan penting dari data aktivitas AS dan para gubernur bank sentral adalah bahwa pasar terlalu agresif dalam memperkirakan penurunan suku bunga pada 2024. Hal itu, dan gejolak baru di pasar properti dan keuangan Tiongkok membuat dolar kembali ke performa terbaiknya,” kata Kepala Strategi Valuta Asing Westpac Richard Franulovich.
|Baca: Pajak Hiburan Melesat, Pemerintah Siapkan Insentif Fiskal
Pada Jumat lalu waktu setempat, euro naik 0,1 persen menjadi US$1,0887, sedangkan indeks dolar AS sedikit berubah menjadi 103,33. Yen juga sedikit berubah di 148,02 terhadap dolar AS, setelah jatuh usai data menunjukkan tingkat inflasi inti Jepang melambat menjadi 2,3 persen pada tahun berjalan hingga Desember.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News