Media Asuransi, GLOBAL – Dolar AS sedikit menguat terhadap mata uang utama pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Penguatan karena investor bersiap menunggu data inflasi dan penjualan ritel AS minggu ini sebagai petunjuk kapan Federal Reserve memulai penurunan suku bunga yang sudah diantisipasi secara luas.
Mengutip Channel News Asia, Selasa, 13 Februari 2024, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 104,12. Pasar memperkirakan indeks harga konsumen (CPI) untuk Januari –yang akan dirilis pada Selasa– memberikan kepercayaan lebih lanjut kepada The Fed bahwa inflasi melambat menuju target dua persen.
Bitcoin capai US$50.000
Dalam mata uang kripto, bitcoin mencapai US$50.000 untuk pertama kalinya sejak Desember 2021, didorong oleh arus masuk ke dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh aset digital. Terakhir naik 5,6 persen pada US$50,207.
Ekonom Wall Street memperkirakan IHK tahun-ke-tahun akan naik 2,9 persen, turun dari 3,4 persen pada bulan sebelumnya, menurut jajak pendapat Reuters. CPI inti juga diperkirakan memperlambat pertumbuhannya secara tahunan di Januari menjadi 3,7 persen, dari 3,9 persen pada periode sebelumnya.
“Secara psikologis, turun ke angka dua persen (dalam CPI tahun ke tahun) meskipun angka CPI utama adalah 2,9 persen akan menjadi dorongan yang baik untuk sentimen pasar,” kata Direktur Eksekutif Klarity FX Amo Sahota.
“Kita berada dalam pola bertahan di sini. Tampaknya tidak ada perdagangan terarah. Ini benar-benar seperti mari kita mengambil nafas sejenak sebelum data (CPI) besok, sebelum kita melakukan dorongan berikutnya ke arah manapun,” tambahnya.
Sedangkan euro tergelincir 0,1 persen terhadap dolar menjadi US$1,0771, jatuh dari level tertinggi 10 hari yang dicapai pada awal perdagangan. Pembacaan pertumbuhan ekonomi zona euro pada kuartal keempat pada Rabu dapat memberikan arah baru.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News