1
1

Kurs Rupiah Perdagangan Sore Jebol ke Rp15.826/US$

Ilustrasi. | Foto: Media Asuransi

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Kamis terpantau melemah ketimbang pembukaan pagi tadi di Rp15.705 per US$. Mata uang Garuda tidak mendapat katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri sehingga mudah dikalahkan oleh keperkasaan mata uang Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, Kamis, 25 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup di level Rp15.826 per US$, melemah 113 poin atau setara 0,72 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.705 hingga Rp15.835 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.732 per US$.

Dolar AS melemah

Di sisi lain, dolar AS melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), mengambil jeda dari kenaikan baru-baru ini. Hal itu karena investor mengkonsolidasi posisi dan menantikan data ekonomi minggu ini serta pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan terkait siklus pelonggaran moneter.

|Baca: Pengumuman, 2,3 Juta Tenaga Honorer Bakal Jadi ASN Sebelum April 2024!

Namun, mata uang tersebut mengurangi pelemahannya setelah data menunjukkan aktivitas bisnis di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut meningkat pada Januari dan tingkat inflasi mereda. Data menunjukkan ukuran harga yang dikenakan oleh perusahaan untuk produk mereka turun ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun.

Investor sekarang menantikan pembacaan pertama produk domestik bruto AS untuk kuartal keempat pada Kamis waktu setempat, dan pembacaan inflasi lainnya –data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE)– pada Jumat waktu setempat.

“Kita mungkin melihat sedikit lebih banyak penguatan dolar dalam waktu dekat karena kita telah secara efektif melihat penyesuaian risiko di sekitar penurunan suku bunga Fed,” kata Kepala Strategi Valuta Asing Scotiabank Shaun Osborne, di Toronto.

Ia menambahkan taruhan terhadap penurunan suku bunga tahun ini terlalu agresif pada Desember sehingga pasar harus melakukan sedikit penyesuaian. “Jadi suku bunga AS yang sedikit lebih tinggi akan mendapat dukungan terhadap dolar. Angka-angka perekonomian selama beberapa hari ke depan akan sangat penting,” pungkas Osborne.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pengumuman, 2,3 Juta Tenaga Honorer Bakal Jadi ASN Sebelum April 2024!
Next Post Tom Lembong Sebut Harga Nikel Bakal Anjlok, Luhut: Justru Bahaya Kalau Terlalu Tinggi!

Member Login

or