Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Selasa sore terlihat menguat ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.656 per US$. Perlahan tapi pasti mata uang Garuda berhasil berbalik arah dan meredam keperkasaan mata uang Paman Sam.
Mengutip Bloomberg, Selasa, 23 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir menguat ke posisi Rp15.637 per US$, naik 0,50 poin atau setara 0,00 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.632 hingga Rp15.678 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15,546 per US$.
|Baca: Terungkap! Ini Tanggapan Bos BPJS Kesehatan soal Polemik Potensi Defisit di 2024
Di sisi lain, mata uang global terlihat stabil pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Hal itu terjadi karena keputusan bank sentral di Jepang dan Eropa yang semakin dekat dan ekspektasi pasar yang terombang-ambing terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve memaksa jeda dalam reli dolar AS.
Yen Jepang penggerak terbesar
Yen Jepang adalah salah satu penggerak terbesar, menjauh dari 148,80 per dolar AS pada Jumat lalu. Merupakan nilai terlemah dalam sebulan, menjadi 147,74, ketika Bank of Japan (BoJ) memulai pertemuan kebijakan dua harinya.
Taruhan untuk keluar dari suku bunga negatif pada pertemuan ini telah berkurang setelah gempa bumi pada Hari Tahun Baru di pantai barat Jepang, bersamaan dengan komentar BOJ yang dovish.
Mata uang ini, yang sensitif terhadap perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang, merupakan mata uang yang paling terpukul terhadap dolar tahun ini, anjlok sekitar lima persen, membalikkan kenaikan di Desember ke level tertinggi dalam lima bulan mendekati angka 140.
Sementara itu, euro turun 0,1 persen menjadi US$1,0888 dan pound naik sedikit menjadi US$1,27095. Hal ini membuat indeks tertimbang perdagangan dolar AS di 103,24, datar hari ini. Sedangkan dolar AS memperoleh penguatan terbesar di antara mata uang negara-negara maju pada Januari, dan indeks dolar AS telah meningkat sekitar 1,8 persen dari awal tahun ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News