Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) terpantau masih melemah. Mata uang Paman Sam kian perkasa di tengah sikap pelaku pasar yang cenderung wait and see menanti keputusan Bank Indonesia (BI) yang akan berlangsung hari ini, Rabu, 17 Januari 2024.
Diketahui pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa, 16 Januari 2024, data Refinitiv mencatat rupiah berakhir terdepresiasi 0,22 persen ke level Rp15.585 per US$. Posisi ini merupakan yang terparah sejak 13 Desember 2023 atau sekitar satu bulan terakhir.
|Baca: Tumbang, Rupiah Perdagangan Pagi Tembus Rp15.621/US$
Sementara itu, mengutip Bloomberg, Rabu, 17 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka ambruk ke posisi Rp15.621 per US$ ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di posisi Rp15.592 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.488 per US$.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Pasar Mata Uang Lukman Leong mengatakan, nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS serta imbal hasil obligasi AS yang naik adalah akibat dari pengetatan kebijakan oleh The Fed.
“Rupiah melemah terhadap dolar AS yang menguat serta imbal hasil obligasi AS yang naik setelah pernyataan hawkish dari Gubernur The Fed Waller. Meredakan ekspektasi pada langkah pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” ujar Lukman, kepada Media Asuransi, Rabu, 17 Januari 2024.
Suku bunga The Fed
Menurut dia, sentimen utama pelemahan rupiah adalah dari faktor eksternal yakni ekspektasi suku bunga The Fed. Sedangkan dari faktor internal, Lukman mengatakan, dari dalam negeri data ekonomi Indonesia saat ini juga masih tidak terlalu bagus.
“Data perdagangan Indonesia terakhir masih menunjukkan lemahnya permintaan pada impor yang menurun,” jelasnya.
Untuk meredam tekanan nilai tukar rupiah, menurut Lukman, The Fed perlu menunjukkan sikap yang lebih dovish terkait arah kebijakan moneternya, terutama suku bunga, di mana apabila data ekonomi AS melemah dan tekanan harga turun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News