Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat surat utang yang diterbitkan PT Bussan Auto Finance (BAF) yaitu Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2022 Seri B (peringkat idAAA) senilai Rp545,0 miliar akan jatuh tempo pada 2 Desember 2025.
“Perusahaan berencana untuk melunasi instrumen utang yang akan jatuh tempo tersebut menggunakan dana internal, didukung oleh kas sebesar Rp827,6 miliar per tanggal 30 Juni 2025,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 20 Agustus 2025.
|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Bussan Auto Finance AAA Outlook Stabil
Sebelumnya pada Maret 2025, Pefindo menegaskan kembali peringkat idAAA dengan prospek stabil untuk PT Bussan Auto Finance (BAF) dan Obligasi Berkelanjutan (SR) II Tahun 2022 dan Obligasi Berkelanjutan (SR) III Tahun 2024 yang masih beredar.
Peringkat tersebut didukung oleh tingkat kemungkinan yang kuat akan adanya dukungan dari Mitsui & Co., Ltd (Mitsui) sebagai pemegang saham utama, posisi pasar yang kuat dan tingkat permodalan yang kuat. Peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset yang di bawah rata-rata dan kompetisi yang ketat di segmen selain pasar captive.
|Baca juga: BRI Finance dan Kejari Banyuwangi Perkuat Sinergi Penegakan Hukum dan Tata Usaha Negara
Peringkat dapat diturunkan jika terjadi penurunan tingkat dukungan yang signifikan dari Mitsui, yang dapat diindikasikan dengan tingkat pengendalian dari Mitsui yang berkurang, atau tingkat kepentingan BAF yang lebih rendah terhadap Mitsui. Peringkat juga dapat berada dalam tekanan apabila BAF mengalami pelemahan posisi pasar, atau kualitas asetnya menurun secara substansial dan konsisten.
BAF didirikan pada tahun 1995 dengan nama PT Pembiayaan Getraco Indonesia. Perusahaan kemudian berganti nama menjadi PT Danamon Mits Otomotif Finance pada tahun 1997, dan menjadi PT Bussan Auto Finance sejak tahun 1998.
Per 31 Desember 2024, saham Perusahaan dimiliki oleh Mitsui & Co., Ltd (45,0%), JA Mitsui Leasing, Ltd (20,0%), Yamaha Motor Co., Ltd (Yamaha, 17,7%), PT Sinergi Autoindo Abadi (15,0%), dan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (2,3%).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News