1
1

Hore! S&P Revisi Outlook Indonesia Jadi Stabil BBB/A-2

Deretan gedug bertingkat di Ibu Kota Jakarta. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – S&P Global Ratings merevisi prospek peringkat kredit negara jangka panjang di Indonesia menjadi stabil dari negatif. Pada saat yang sama, S&P menegaskan peringkat kredit negara ‘BBB’ jangka panjang dan ‘A-2’.

Prospek yang stabil mencerminkan ekspektasi S&P bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut selama dua tahun ke depan, mendukung upaya konsolidasi fiskal pemerintah yang berkelanjutan.

Melalui keterangan resminya, S&P menyatakan pihaknya dapat menurunkan peringkat jika pemulihan ekonomi Indonesia terhenti sehingga tren pertumbuhan PDB riil per kapita tidak lebih cepat dari negara-negara lain.

Indikasi bahwa perubahan pemerintah dalam utang pemerintah umum bersih akan tetap di atas 3% dari PDB setiap tahun, dan bahwa pembayaran bunga pemerintah umum akan melampaui 15% dari pendapatan secara berkelanjutan akan memberikan tekanan ke bawah pada peringkat.

Pembalikan signifikan dalam penerimaan transaksi berjalan Indonesia yang menyebabkan melemahnya neraca eksternal Indonesia akan menunjukkan tekanan lebih lanjut pada peringkat.

|Baca Juga: Sempat Maju Mundur, Jokowi Resmi Larang Ekspor CPO

S&P dapat menaikkan peringkat jika utang luar negeri bersih Indonesia turun di bawah 50% dari penerimaan giro, atau jika kebutuhan pembiayaan luar negeri bruto turun di bawah 50% dari penerimaan giro ditambah cadangan yang dapat digunakan.

Perubahan utang pemerintah umum bersih kurang dari 3% dari PDB per tahun, di samping stok utang bersih kurang dari 30% dari PDB atau pembayaran bunga di bawah 10% dari pendapatan pemerintah umum, juga akan menunjukkan tekanan ke atas pada peringkat.

S&P merevisi prospek menjadi stabil mengingat posisi eksternal Indonesia yang membaik dan kemajuan bertahap menuju konsolidasi fiskal.

|Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga Acuan AS Bakal Tekan Harga Emas

Peringkat S&P di Indonesia mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid dan dinamika kebijakan yang hati-hati secara historis. Kekuatan ini diimbangi oleh PDB per kapita Indonesia yang rendah, persediaan utang publik yang moderat, dan biaya yang terkait dengan pembayaran utang relatif terhadap basis pendapatan pemerintah yang terbatas.

Utang pemerintah Indonesia telah stabil menyusul peningkatan yang signifikan pada tahun 2020. Namun, beban bunga kemungkinan akan tetap sedikit meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga selama satu hingga dua tahun ke depan. Sebaliknya, metrik utang luar negeri bersih Indonesia yang sempit telah meningkat pesat, didukung oleh dinamika nilai perdagangan yang konstruktif.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Meski Pendapatan Tumbuh 13% pada Kuartal I/2022, Chandra Asri (TPIA) Alami Kerugian US$11 Juta
Next Post Berkah Kenaikan Harga CPO, Laba Dharma Satya (DSNG) Melonjak 110%  

Member Login

or