Media Asuransi, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat pengawasan terhadap aktivitas perdagangan di pasar modal untuk menekan praktik saham gorengan yang dinilai berpotensi merugikan investor ritel.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menegaskan pentingnya menjaga kepercayaan investor dengan memastikan seluruh transaksi berjalan wajar, teratur, dan efisien.
|Baca juga: Paper Siap Bantu Pelaku Usaha Beradaptasi Hadapi Perubahan untuk Pacu Bisnis
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Dorong Pertumbuhan Ekonomi Produktif Lewat Livin’ Fest 2025
“Aspek perlindungan konsumen dan investor serta terjaganya integritas pasar menjadi hal fundamental yang harus menjadi perhatian seluruh pelaku pasar,” ujar Inarno, dalam sambutannya di Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025, di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.
Ia menyampaikan arah kebijakan OJK sejalan dengan pesan Menkeu RI Purbaya Yudhi Sadewa yang menekankan pentingnya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal. OJK, kata dia, akan terus memperkuat pengawasan dan meningkatkan koordinasi lintas lembaga untuk menjaga disiplin pasar.
“Menindaklanjuti hal tersebut, OJK akan terus memperkuat fungsi pengawasan dan deteksi dini terhadap aktivitas yang tidak wajar dan potensi pelanggaran di pasar,” ujar Inarno.
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Digitalisasi Ekspor
|Baca juga: BTN Syariah Catat Pembiayaan Tumbuh 18,2% di Agustus 2025
“Kami juga meningkatkan sinergi dengan SRO dan pelaku pasar serta memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum guna memastikan penegakan disiplin pasar, pemberantasan praktik manipulatif dan juga perlindungan optimal bagi investor,” tambahnya.
Selain pengawasan, OJK juga memperluas program literasi keuangan bagi masyarakat guna mencegah investor ritel terjebak pada investasi berisiko tinggi. “Literasi kepada masyarakat pun terus diperluas agar investor memahami investasi yang bijak memerlukan pemahaman terhadap risiko, bukan semata-mata mengejar keuntungan secepat mungkin,” jelas Inarno.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti maraknya pergerakan saham gorengan di pasar modal. Ia meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) memperketat pengawasan dan menunjukkan komitmen nyata dalam menekan perilaku spekulatif di pasar.
“Tadi Direktur Bursa juga minta insentif terus yang belum tentu saya kasih,” ujar Purbaya.
|Baca juga: Hartadinata Abadi (HRTA) Pastikan Tidak Ada Aksi Korporasi di Balik Lonjakan Saham
|Baca juga: Laba Bersih Turun, Begini Kata Bos Fuji Finance (FUJI)!
Purbaya menegaskan pemberian insentif kepada BEI hanya akan dipertimbangkan jika bursa mampu menjaga perilaku investor dan melindungi investor kecil.
|Baca juga: Deswa Integra Group Luncurkan MAB Independen untuk Tekan Fraud di Asuransi Kesehatan
|Baca juga: Deswa Optimistis Aturan Baru MAB Bisa Pangkas Klaim Asuransi Kesehatan secara Signifikan
“Jadi saya bilang akan saya berikan insentif kalau Anda sudah merapikan perilaku investor di pasar modal. Artinya yang goreng-gorengan dikendalikan sama dia lah supaya investor kecil terlindungin, baru saya pikir insentifnya,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
