Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmen memperkuat tiga pilar utama pengembangan pasar modal Indonesia. Upaya itu seiring momentum perayaan HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.
Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar menyampaikan langkah tersebut dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing di tengah dinamika ekonomi global.
|Baca juga: BEI Sebut IHSG Pulih Lebih Cepat dari Bursa Global saat Dihantam Tarif AS
“OJK bersama seluruh stakeholders di pasar modal terus memperkuat tiga pilar utama pengembangan pasar modal,” ujar Mahendra, di Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.
Mahendra merinci pilar pertama adalah peningkatan pasokan melalui percepatan pencatatan perusahaan potensial, termasuk UMKM dan startup digital, serta pengembangan instrumen pembiayaan inovatif seperti green bonds, sukuk wakaf, dan securities crowdfunding.
Pilar kedua adalah penguatan permintaan dengan memperluas basis investor ritel domestik, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta memperluas partisipasi investor institusi.
|Baca juga: Pasar Modal RI Tangguh, Bos OJK: 13 Perusahaan Siap IPO Senilai Rp16,65 Triliun!
|Baca juga: KSEI Catat Jumlah Investor Pasar Modal Capai 17,59 Juta hingga Agustus 2025
Pilar ketiga mencakup penguatan infrastruktur pasar dan partisipan, yang dilakukan lewat transformasi digital, perbaikan sistem pengawasan terintegrasi, dan peningkatan kapasitas kelembagaan. Mahendra menekankan isu keberlanjutan tetap menjadi prioritas.
“Dan selanjutnya, isu keberlanjutan masih menjadi prioritas pengembangan pasar modal kita. OJK secara konsisten mengawal penerapan prinsip-prinsip environmental, social, and governance pada semua lini industri jasa keuangan,” katanya.
Ia menambahkan, dalam setahun terakhir, nilai transaksi bursa karbon Indonesia terus meningkat. Hingga 8 Agustus 2025, nilai transaksi mencapai Rp 77,95 miliar dengan volume perdagangan melampaui 1,59 juta ton CO₂ equivalent.
Ke depan, tambahnya, dengan telah diluncurkannya perdagangan karbon internasional melalui bursa karbon Indonesia maka nilai transaksi di bursa karbon diharapkan dapat terus meningkat. OJK juga terus berupaya memperkuat regulasi, meningkatkan kapasitas pelaku pasar, dan mendorong inovasi dalam penerapan ESG.
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Akselerasi Generasi Muda Melek Finansial Lewat SimPel
|Baca juga: OCBC Syariah Gelar Inisiatif Literasi Demi Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Cianjur
“(Hal itu) untuk mewujudkan pasar modal yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam pembangunan nasional,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News