Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idBBB-” untuk PT Wika Realty (WKTY) dan MTN IX/2019. Pefindo juga merevisi prospek perusahaan ke “stabil” dengan adanya penerbitan jaminan perusahaan dari induk perusahaan, PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA, idA/stabil), untuk Obligasi Konversi I/2019 WKTY yang dipandang menurunkan risiko pembiayaan kembali untuk utang WKTY yang akan jatuh tempo pada tahun 2022.
Melalui keterangan resminya, Pefindo juga memandang jaminan perusahaan, suntikan modal, dan utang pemegang saham yang diberikan oleh WIKA pada tahun 2021 semakin menegaskan komitmen kuat WIKA untuk mendukung WKTY saat mengalami kesulitan keuangan.
Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.
|Baca juga: Wijaya Karya (WIKA) Bakal Rilis Obligasi Rp3,5 Triliun dan Sukuk Rp1,5 Triliun
Peringkat perusahaan mencerminkan kepentingan strategis WKTY kepada perusahaan induk dan kualitas aset yang moderat dan lokasi properti yang relatif terdiversifikasi. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh profil keuangan yang sangat lemah, marjin yang rendah ditengah pendapatan yang lebih rendah dan biaya tetap yang signifikan, dan sensitivitas terhadap perubahan kondisi makroekonomi.
Peringkat dapat dinaikkan jika WKTY secara signifikan meningkatkan struktur permodalan dan proteksi arus kas secara berkelanjutan melalui penurunan leverage dan/atau aktivitas pra penjualan yang lebih tinggi. Namun, Pefindo dapat menurunkan peringkat jika terdapat risiko pembiayaan kembali yang lebih tinggi atas utang yang jatuh tempo dan/atau tekanan likuiditas.
Peringkat juga dapat diturunkan jika terdapat indikasi penurunan dukungan induk yang signifikan. Pefindo memandang bisnis hotel baru dari holding hotel berpotensi meningkatkan bisnis berulang WKTY dalam jangka menengah. Namun, Pefindo juga mencatat adanya risiko tingkat okupansi yang rendah yang akan mengakibatkan penurunan marjin keuntungan dan membebani profil kredit WKTY terutama selama pandemi di mana pembatasan sosial diterapkan.
Kegiatan bisnis WKTY adalah termasuk pengembangan realty (rumah dan apartemen), jasa properti, jasa konstruksi, dan jasa hotel. WKTY ditunjuk oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Perusahaan Holding BUMN Bidang Perhotelan. Saat ini WKTY memiliki total 21 hotel yang diperoleh melalui investasi saham dan pembelian aset. Pada 30 September 2021, pemegang saham WKTY adalah WIKA (67,3%), Hotel Indonesia Nature (26,1%), Koperasi Karya Mitra Satya (4,0%), PT Aerowisata (2,4%), dan Yayasan Wijaya Karya (0,1%).
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News