1
1

Pasar Saham Indonesia Melemah 2,18 Ytd

Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pasar saham domestik di November 2024 melemah sebesar 6,07 persen month to date (mtd) per 29 November 2024 ke level 7.114,27. Dari awal tahun 2024 atau secara year to date (ytd) pasar saham domsetik melemah 2,18 persen.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.000 triliun atau turun 5,48 persen mtd, namun secara ytd naik 2,87 persen. Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp16,81 triliun mtd, namun secara ytd mencatatkan net buy Rp21,56 triliun.

|Baca juga: Infovesta: Tekanan Pasar Saham Bakal Mereda

“Secara month to date, pelemahan terjadi hampir di seluruh sektor dengan pelemahan terbesar di sektor basic materials dan property & real estate. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat Rp12,78 triliun year to date,” kata Inarno dalam jumpa pers secara daring, Jumat, 13 Desember 2024.

Dia tambahkan, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI naik 0,15 persen mtd dan naik 4,95 persen ytd ke level 393,14. Yield SBN rata-rata naik 8,41 basis points (bps) mtd dan secara ytd naik 26,34 bps per 29 November 2024. Investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp13,07 triliun mtd dan secara ytd mencatatkan net buy Rp30,44 triliun, per 29 November 2024. Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp0,22 triliun mtd dan secara ytd mencatakan net sell Rp2,45 triliun.

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp844,04 triliun, turun 0,95 persen mtd namun naik 2,34 persen ytd pada 29 November 2024.  Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp494,45 triliun atau turun 1,17 persen mtd dan secara ytd: turun 1,40 persen pada 29 November 2024, serta tercatat net subscription sebesar Rp3,0 triliun mtd dan secara ytd net redemption Rp6,87 triliun.

|Baca juga: BEI Berlakukan Pembaruan Aturan Perdagangan Saham dan Waran Terstruktur

Inarno menjelaskan bahwa penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif, tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp219,45 triliun. Di antaranya merupakan fund raising dari 34 emiten baru yang melakukan fund raising dan penawaran umum dengan nilai mencapai Rp51,20 triliun melalui IPO Saham, Penerbitan EBUS dan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham. “Sementara itu, masih terdapat 133 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp58,34 triliun,” katanya.

Sementara itu, penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 29 November 2024, terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 694 penerbitan efek, 170.450 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,33 triliun.

Pada Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 November 2024, tercatat 94 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 906.440 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp50,55 miliar, dengan rincian nilai transaksi 19,83 persen di Pasar Reguler, 43,39 persen di Pasar Negosiasi, 36,56 persen di Pasar Lelang, dan 0,22 persen di marketplace.

“Potensi Bursa Karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 4.089 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan,” jelas Inarno.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Next Post REVIEW SEPEKAN: IHSG Terkoreksi 0,79%, Kapitalisasi Susut Rp69 Triliun

Member Login

or