1
1

BEDAH SAHAM: Manfaat Diversifikasi Bisnis bagi Kinerja Saratoga Investama (SRTG)

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk perusahaan bergerak di bidang investasi. | Foto: saratoga-investama.com

Media Asuransi, JAKARTA – Diversifikasi bisnis yang dilakukan oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ke sektor non batu bara dinilai akan memberikan dampak pertumbuhan kuat bagi perusahaan.

Melalui Daily Write Up bertajuk Saratoga Investama Sedaya (SRTG IJ/Initiate) – Anticipating the positive impact of its investment diversification strategy, analis Mirae Sekuritas Rut Yesika Simak menilai SRTG berdasarkan NAV-nya, penting untuk menekankan strategi investasinya yang diharapkan akan menyalurkan nilai modal sebesar US$100 juta-US$150 juta per tahun ke beberapa investasi baru serta menambahkan portofolio yang sudah ada.

“Meskipun terjadi lonjakan signifikan dalam kapitalisasi pasar ADRO dan MDKA selama booming komoditas sebelumnya, SRTG diharapkan akan menggeser fokusnya ke sektor-sektor non-karbon, yaitu Teknologi Digital, Kesehatan, Logistik, dan Energi Hijau, untuk mendiversifikasi portofolio investasinya.”

Berkat generasi kas yang kuat, termasuk dividen dari ADRO dan MPMX, serta divestasi TBIG ke BDIA, Rut menjelaskan total utang SRTG telah turun secara signifikan menjadi Rp686 miliar pada kuartal I/2023 dari Rp1,5 triliun pada kuartal IV/2022. Utang bersih telah menurun sebesar 88,1% YoY menjadi hanya Rp354 miliar. Rasio Loan-to-Value (LTV) turun menjadi hanya 0,6% pada kuartal I/2023 dari 4,7% pada kuartal IV/2022. “Kami berharap bahwa kondisi neraca yang membaik secara signifikan ini dapat meningkatkan kemampuan SRTG dalam menyalurkan investasi dan pembagian dividen.”

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menilik Prospek Kinerja Harum Energy (HRUM)

Rut menjelaskan penurunan yang diantisipasi sebesar 21% YoY dalam proyeksi pendapatan dividen SRTG menjadi hanya Rp2 triliun tahun ini, karena efek high base dari harga batu bara ADRO tahun lalu, sudah tercermin dalam pergerakan harga sahamnya saat ini, yang cenderung menurun dalam periode YTD. “Namun, ke depan, kami percaya bahwa diversifikasi SRTG ke investasi non-karbon dapat mendukung pertumbuhan NAV yang kuat dalam jangka panjang.”

Lebih lanjut, Rut memulai inisiasi pada SRTG dengan rekomendasi Trading Buy dan TP sebesar IDR1,710. Dia mengharapkan pertumbuhan yang kuat pada segmen non-batu bara SRTG, di mana sebelumnya telah melakukan investasi yang agresif.

“TP kami mencerminkan diskon sebesar 59% dari NAV 23F-nya, yang setara dengan -1SD dari diskon rata-rata NAV selama 5 tahun. Risiko investasi utama: 1) pembagian dividen dan penyaluran modal investasi yang lebih rendah dari yang diharapkan, 2) eksekusi ekspansi bisnis di perusahaan yang berinvestasi di luar sektor batu bara yang lebih lambat dari yang diharapkan, dan 3) harga komoditas yang lebih rendah dari yang diharapkan.”

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Alexander Grenz Jadi Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia
Next Post Bisnis Asuransi Properti di Prancis Diperkirakan Tetap Merugi dalam 5 tahun ke Depan

Member Login

or