Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) menjadi idA dari idA- dan peringkat Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2022 menjadi idA(sy) dari idA-(sy). Prospek atas peringkat perusahaan adalah stabil.
“Kenaikan peringkat disebabkan oleh profil keuangan yang menguat, terutama dipicu oleh visibilitas pendapatan yang kuat dari proyek VSAT yang memberikan manfaat terhadap diversifikasi arus kas yang lebih beragam, dan profil utang yang membaik, memberikan perusahaan bantalan likuiditas untuk mengelola kewajibannya dalam jangka menengah,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 3 September 2025.
|Baca juga: Fitch Naikkan Outlook Bali Towerindo Sentra Jadi Positif dengan Rating A-
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2022 Tahap I Seri B senilai Rp21 miliar yang diterbitkan BALI akan jatuh tempo tanggal 16 Desember 2025. Perusahaan akan melunasi sukuk tersebut menggunakan kas internal atau fasilitas kredit yang dimiliki dengan saldo kas senilai Rp157 miliar dan fasilitas kredit senilai Rp236 miliar per akhir Juni 2025.
Peringkat mencerminkan aliran pendapatan dan margin laba perusahaan yang stabil, permintaan yang tinggi terhadap layanan broadband, dan kegiatan usaha yang terdiversifikasi. Peringkat dibatasi oleh persaingan yang ketat di industri dan ketergantungan yang tinggi terhadap belanja modal yang didanai dari pinjaman.
|Baca juga: Aset Pegadaian Naik 17,98% Ytd di Paruh Pertama Tahun 2025
Peringkat dapat dinaikkan kembali jika BALI mampu mengembangkan skala operasi di industri menara telekomunikasi dan broadband tetap. Hal ini perlu diimbangi oleh perbaikan secara berkelanjutan untuk struktur permodalan, perlindungan arus kas, dan posisi likuiditas.
Peringkat dapat diturunkan jika pendapatan atau EBITDA Perusahaan jauh di bawah target, atau perusahaan berutang melebihi dari yang telah diproyeksikan, yang akan berdampak pada pelemahan struktur permodalan dan perlindungan arus kas.
Peringkat juga dapat diturunkan jika aliran arus kas BALI dapat secara negatif dipengaruhi oleh tren konsolidasi telekomunikasi yang berpotensi mengurangi permintaan menara dalam jangka panjang, tanpa dikompensasi oleh percepatan pertumbuhan di segmen bisnis lainnya.
BALI bergerak di bisnis menara telekomunikasi dan bisnis penyewaan jaringan transmisi, serta penyediaan jasa internet di Indonesia, khususnya di Bali, Jakarta dan sekitarnya, dan beberapa kota di pulau Jawa. Per 30 Juni 2025, pemegang saham terdiri dari PT Kharisma Cipta Towerindo (59,7%), Robby Hermanto (0,0%), dan publik (40,3%).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News