Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook untuk PT Angkasa Pura I (APAI) menjadi stabil setelah menyelesaikan proposal restrukturisasi fasilitas pinjaman yang telah disetujui oleh 14 kreditur pada 15 Juli 2022.
Restrukturisasi pinjaman mencakup suku bunga baru, penangguhan sebagian pembayaran bunga hingga 2023, dan penyesuaian tenor pinjaman hingga Desember 2031. “Kami berpandangan bahwa restrukturisasi akan memberikan APAI keringanan kas yang signifikan karena kewajiban keuangan akan selaras dengan pemulihan arus kas dari operasinya,” tulis Pefindo.
Peringkat untuk Obligasi I APAI dan Obligasi Berkelanjutan (PUB) I dipertahankan pada idAA+. Pada saat yang sama, Pefindo juga menegaskan peringkat idAA+(sy) untuk Sukuk Ijarah I dan PUB Sukuk Ijarah I yang diterbitkan oleh perusahaan. Peringkat perusahaan mencerminkan dukungan pemerintah yang kuat untuk APAI karena pentingnya strategis bandara, ekonomi area layanan yang kuat, dan rekam jejak yang solid dalam pendapatan aero dan non-aero.
|Baca juga: Angkasa Pura I Raih Kesepakatan Restrukturisasi Utang dengan 14 Kreditur
Peringkat dibatasi oleh profil keuangan yang lemah akibat pandemi. Pefindo dapat meningkatkan peringkat jika APAI secara konsisten mencapai pendapatan dan/atau EBITDA yang diproyeksikan dan memperbaiki profil keuangannya secara berkelanjutan. “Kami dapat menurunkan peringkat apabila permintaan penumpang turun secara signifikan di bawah ekspektasi kami akan pemulihan berkelanjutan, yang menghambat pemulihan pendapatan APAI,” jelasnya.
Peringkat juga dapat diturunkan jika terdapat indikasi kemampuan likuiditas yang terbatas dan fleksibilitas keuangan yang lebih lemah. Pefindo juga dapat menurunkan peringkat jika Pefindo melihat melemahnya komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan luar biasa terhadap APAI.
APAI mengoperasikan 16 bandara, yang sebagian besar berlokasi di Indonesia bagian tengah dan timur. Perusahaan merupakan operator dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali yang merupakan bandara tersibuk kedua setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Bandara tersebut melayani rata-rata sekitar 23 juta penumpang pada 2017-2019.
Pada tahun 2021, APAI, melalui usaha patungan dengan Incheon International Airport Corporation dan kontraktor BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, mendapatkan kontrak 25 tahun untuk membangun, memperluas, dan mengoperasikan Bandara Hang Nadim di Batam.
APAI 99% dimiliki oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) (Aviata), sebuah badan usaha milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk holding untuk perusahaan BUMN penerbangan dan pariwisata terkait, dan sisanya 1% dimiliki oleh pemerintah melalui saham dwiwarna.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Related Posts