Melalui keterangan resminya, Pefindo menerangkan perubahan peringkat tersebut mencerminkan profil keuangan ULTJ yang semakin kuat didukung oleh perbaikan kinerja pendapatan dan EBITDA di tengah kondisi pandemi yang semakin mereda. Perusahaan juga tidak memiliki rencana belanja modal yang agresif dalam jangka menengah, selain yang sudah dialokasikan dengan nilai mencapai Rp2,5 triliun untuk kebutuhan pembangunan warehouse, pabrik baru, serta peternakan dan pakan sapi perah.
Dikombinasikan dengan rencana pelunasan MTN di November 2022 dan November 2023, rasio utang terhadap EBITDA dan utang terhadap modal ULTJ diperkirakan akan berada di tingkat yang konservatif di kisaran 0.2x dengan indikator perlindungan arus kas dan likuiditas yang sangat kuat, mengingat perusahaan berencana untuk menggunakan dana internal untuk pelunasan utang dan pengembangan usaha ke depannya.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Potensi Ruang Pertumbuhan bagi Ultrajaya Milk (ULTJ)
ULTJ berencana melunasi MTN tahun 2022 Seri B senilai Rp900 miliar yang akan jatuh tempo pada 17 November 2022 menggunakan dana yang ditempatkan di investasi surat berharga negara, tercatat sebesar Rp1,8 triliun per 30 Juni 2022. Peringkat mencerminkan posisi pasar ULTJ yang sangat kuat sebagai produsen domestik minuman dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature/Suhu Sangat Tinggi), profil keuangan yang sangat kuat, dan produk yang terdiversifikasi dengan baik.
Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh eksposur perusahaan terhadap fluktuasi biaya bahan baku dan persaingan yang ketat pada industri. Peringkat tersebut dapat dinaikkan jika ULTJ secara signifikan memperkuat posisi bisnisnya melalui dominasi pasar dan diversifikasi produk yang semakin baik. Hal ini harus disertai dengan peningkatan profitabilitas yang berkelanjutan dengan tetap mempertahankan struktur permodalan yang konservatif.
“Kami dapat menurunkan peringkat jika terjadi pelemahan kinerja bisnis perusahaan, dan/atau proteksi arus kas yang melemah sebagai akibat dari perubahan signifikan dalam biaya operasional dan/atau tingkat utang untuk pembiayaan belanja modal yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan,” jelasnya.
|Baca juga: Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) Bangun Pabrik Baru Rp1,2 Triliun
ULTJ didirikan pada tahun 1971 sebagai produsen minuman cair UHT khususnya susu dan teh. ULTJ saat ini didukung oleh tiga fasilitas produksi yang berlokasi di Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Produk Perusahaan dikategorikan ke dalam produk UHT, Susu Kental Manis (SCM), dan susu bubuk bernutrisi (SPD).
Pendapatan perusahaan sebagian besar berasal dari penjualan produk UHT. Pada tanggal 30 Juni 2022 pemegang saham ULTJ terdiri dari Sabana Prawirawidjaja (44,52%), PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,40%), Samudera Prawirawidjaja (3,25%), Suhendra Prawirawidjaja (0,95%), masyarakat (19,88%), dan saham treasuri (10,0%).
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News