Media Asuransi, JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE Area Lahendong, Sulawesi Utara, di awal 2025 memasuki tonggak baru dalam upaya pengembangan bisnis di luar sektor kelistrikan (beyond electricity). Hl itu terjadi melalui pemanfaatan produk sampingan panas bumi yaitu Pupuk Booster Katrili oleh para petani setempat.
Dalam kegiatan Management Walktrough, Komisaris dan Direksi PGE bersama petani melakukan penyemprotan perdana pupuk yang dibuat dari endapan panas bumi terhadap tanaman padi di kawasan Lao-Lao Geothermal Park, Kelurahan Tondangow, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulut.
|Baca juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Mulai Eksplorasi Cadangan Panas Bumi di Lampung
Pupuk Booster Katrili memanfaatkan silika yang dihasilkan dari proses panas bumi. Silika tidak hanya menyuburkan tanah, tetapi juga meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama. Dengan demikian, inovasi ini menjadi solusi untuk menciptakan nilai tambah di sektor pertanian sekaligus memperkuat keberlanjutan produksi energi.
“Inisiatif ini menegaskan komitmen PGE dalam menciptakan dampak positif berkelanjutan melalui kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat. Kami optimistis langkah ini dapat memberi kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan pengembangan pertanian lokal,” ujar General Manager PGE Area Lahendong, Novi Purwono, dikutip dari keterangannya, Kamis, 9 Januari 2025.
|Baca juga: Hampir 25 Ribu Ton Pupuk Bersubsidi Disalurkan dalam 6 Hari Pertama 2025
Pupuk Booster Katrili merupakan hasil inovasi bersama PGE Area Lahendong dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Endapan silika dari fluida panas bumi diolah menggunakan teknologi nano bersama kitosan, menghasilkan pupuk cair yang ramah lingkungan dan ekonomis.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menambahkan bahwa manfaat energi panas bumi tidak hanya terbatas pada penyediaan listrik sebagai energi bersih yang berkelanjutan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mendukung berbagai sektor lainnya, termasuk pertanian.
“Pemanfaatan Pupuk Booster Katrili merupakan bukti konkret bahwa energi panas bumi dapat berkontribusi tidak hanya pada upaya swasembada energi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional. Ini langkah inovatif yang sejalan dengan komitmen kami untuk menciptakan nilai tambah dari energi panas bumi demi mendukung pembangunan lebih berkelanjutan dan inklusif di Indonesia,” ujar Julfi.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News