Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi terlihat melemah. Para investor sebaiknya berhati-hati saat berinvestasi di pasar modal pada hari ini untuk meminimalisir kerugian dan menjaga keuntungan yang sudah diperoleh.
IHSG Kamis, 14 Maret 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.421 dan tak lama melemah ke 7.413. Level tertinggi di 7.428 dan terendah di 7.400. Volume perdagangan pagi tercatat 962 miliar lembar saham senilai Rp820 miliar. Sebanyak 206 saham menguat, 139 saham melemah, dan 225 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan Kamis terpantau tertekan ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.567 per US$. Butuh sentimen positif signifikan untuk membuat mata uang Garuda terus menguat.
|Baca juga: Michellina Laksmi Triwardhany Mundur, Berikut Profil Tony Benitez yang Jadi Bos Baru Prudential Indonesia
Mengutip Investing, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi tertekan di posisi Rp15.580 per US$. Pagi ini nilai tukar bergerak di kisaran Rp15.566 hingga Rp15.584 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.510 per US$.
Wall Street melemah
Di sisi lain, saham-saham Wall Street sebagian besar ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Indeks S&P 500 yang berbasis luas mundur dari rekornya dan investor mengamati indikator-indikator ekonomi utama ke depan.
Indeks Komposit Nasdaq yang berbasis teknologi merosot 0,5 persen menjadi 16.177,77. Indeks S&P tergelincir 0,2 persen menjadi 5.165,31. Namun Dow Jones Industrial Average menambah keuntungan sebesar 0,1 persen menjadi 39.043,32.
|Baca juga: Antonius Nicholas Kosasih Diberhentikan Erick Thohir, Berikut Profil Plt Dirut Taspen Rony Hanityo
“Mengingat kita telah mengalami reli yang sangat luar biasa dan sangat kuat selama tiga atau empat bulan terakhir, masuk akal jika laju kenaikan akan melambat,” kata Angelo Kourkafas dari Edward Jones.
Sedangkan indeks dolar AS bertahan atau stabil pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu karena para pedagang mengabaikan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan dan masih memperkirakan penurunan suku bunga Federal Reserve pada Juni.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama dan mencatat penurunan mingguan terbesar sejak pertengahan Desember, turun 0,01 persen menjadi 102,92. Sterling naik tipis 0,1 persen menjadi US$1,2799 karena data menunjukkan perekonomian Inggris kembali tumbuh pada Januari. Euro menguat 0,1 persen terhadap dolar pada US$1,0937.
Di tempat lain, dolar menguat 0,2 persen terhadap yen menjadi 147,92, setelah mata uang Jepang mengalami penurunan terbesar dalam sebulan pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Hal itu menyusul penilaian yang sedikit suram dari Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda terhadap perekonomian negara tersebut.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News