Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu pagi bergerak di area hijau, tapi para investor harus tetap berhati-hati karena masih rawan koreksi. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan melemah ketimbang penutupan di hari sebelumnya di Rp16.375 per US$.
IHSG Rabu, 26 Juni 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 6.882 dan tak lama menguat ke 6.906. Posisi tertinggi di 6.929 dan terendah di 6.885. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 1,7 miliar lembar saham senilai Rp1,09 triliun. Sebanyak 223 saham menguat, 132 saham melemah, dan 192 saham stagnan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka melemah ke Rp16.417 per US$ dengan year to date return 6,72 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.417 per US$ hingga Rp16.445 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.370 per US$.
|Baca juga: Majukan Industri Musik dan Pariwisata, BCA Kembali Dukung Pagelaran Internasional Jazz Gunung Bromo
Bursa saham AS beragam
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat (AS) beragam pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi karena Nvidia membalikkan penurunan baru-baru ini dan mengakhiri hari dengan kenaikan hampir tujuh persen, sehingga mendorong kenaikan Nasdaq.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,8 persen menjadi 39.112,16. Indeks S&P 500 berbasis luas ditutup menguat 0,4 persen menjadi 5.469.30. Sedangkan Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi adalah indeks utama dengan kinerja terbaik di Wall Street, ditutup naik 1,3 persen menjadi 17.717,65.
Sedangkan dolar AS mundur dari level penting 160 yen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu lantaran ketakutan akan intervensi dari pejabat Jepang menghalangi para pedagang untuk menghukum yen terlalu keras terhadap mata uang lainnya.
Dolar AS terakhir melemah 0,1 persen menjadi 159,43 yen, berada pada kisaran ketat. Hal itu karena para pedagang tetap waspada terhadap pengujian level yang mendorong intervensi mata uang sebesar 9,79 triliun yen (S$83 miliar) dari Tokyo pada akhir April dan awal Mei.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News