1
1

Pembukaan Perdagangan: IHSG Negatif, Kurs Rupiah Menguat

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin pagi pada awalnya bergerak di zona hijau tapi tak lama terpental ke area negatif. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terpantau menguat ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di Rp16.277 per US$.

IHSG Senin, 8 Juli 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.253 dan tak lama melemah ke 7.230. Posisi tertinggi di 7.265 dan terendah di 7.215. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 2,7 miliar lembar saham senilai Rp1,1 triliun. Sebanyak 190 saham menguat, 199 saham melemah, dan 210 saham stagnan.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke Rp16.269 per US$ dengan year to date return 5,66 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.268 per US$ hingga Rp16.272 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.221 per US$.

IHSG terus melejit

Di sisi lain, IHSG terus melejit dengan tren positifnya yang naik sebesar 189,79 poin atau 2,69 persen dalam sepekan di akhir perdagangan pada Jumat, 5 Juli 2024. Sektor penopang laju IHSG terletak dua top gainers yakni IDX INDUST yang tumbuh 6,17 persen dan IDX ENERGY yang tumbuh positif 5,86 persen.

Sementara itu, dua sektor pemberat laju IHSG pada dua top losers yaitu IDX HEALTH yang minus sebesar 0,57 persen dan IDX INFRA yang terkoreksi 0,01 persen. Ada sejumlah sentimen yang membuat IHSG tumbuh positif pada minggu lalu, yakni data inflasi PCE Amerika Serikat di Mei yang turun ke level 2,6 persen secara YoY dari sebelumnya di level 2,7 persen.

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menyebutkan sentimen selanjutnya yakni JOLTs Job Openings Amerika Serikat yang naik. “Pasar tenaga kerja semakin melemah, dengan lowongan kerja yang bertambah dan unemployment rate yang naik ke 4,1 persen,” tegasnya.

Adapun sentimen inflasi yang semakin mendekati target dan pasar tenaga kerja yang melemah menguatkan optimisme pasar untuk adanya pemangkasan suku bunga dua kali di tahun ini. Hal ini akan berpengaruh ke saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, seperti perbankan, teknologi, dan properti.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BEI Harmonisasi Aturan Delisting dan Relisting
Next Post OJK Jatuhkan Sanksi PKU kepada Lidean Pialang Asuransi

Member Login

or