1
1

Penerbitan Sukuk Pos Indonesia Rp1 Triliun Diganjar Peringkat A oleh Fitch

Karyawan Pos Indonesia melintas di depan mobil pengangkut paket di Kantor Pos, Jakarta beberapa waktu lalu. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan peringkat ‘A(idn)’ untuk program Sukuk yang akan diterbitkan oleh PT Pos Indonesia (Persero) (POST) (A(idn)/Stabil) sejumlah maksimum Rp1,5 triliun, dan sukuk tahap pertama yang akan diterbitkan di bawah program tersebut sejumlah maksimum Rp1 triliun.

“Dana yang diperoleh dari penerbitan ini akan digunakan untuk melunasi utang yang ada dan untuk modal kerja,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 9 September 2024.

|Baca juga: Pos Indonesia Berencana Emisi Surat Utang Rp1,33 Triliun, Peringkat A dengan Prospek Stabil

Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

Menurut Fitch, penerbitan sukuk diperingkat pada tingkat yang sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang POST karena sukuk ini merupakan kewajiban senior tanpa jaminan dari entitas dan memiliki ranking pari passu dengan utang tanpa jaminan lain dari entitas.

|Baca juga: Asuransi Jasindo Gandeng Pos Indonesia Tingkatkan Layanan AUTP dan AUTS

“Kami tidak memperhitungkan aset dasar yang tersedia saat menetapkan peringkat, karena kami berpendapat bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi pembayaran yang jatuh tempo atas sukuk yang diterbitkan pada akhirnya akan bergantung pada kemampuan emiten terhadap pemenuhan kewajiban pembayaran tanpa jaminan kepada wali amanat berdasarkan dokumen transaksi yang dijelaskan dalam prospektus dan dokumen pendukung lainnya.”

Selain kecenderungan POST untuk memastikan pembayaran kembali dari sukuk, menurut pandangan Fitch, entitas tersebut juga diharuskan untuk memastikan kewajiban sukuk dibayar dengan penuh dan tepat waktu karena berbagai peran dan kewajiban POST berdasarkan struktur dan dokumentasi sukuk.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Howden Re: Industri Perasuransian Wajib Beradaptasi untuk Hadapi Tantangan Baru
Next Post McKinsey Ramal Asia Bakal Kekurangan Dana Pensiun US$74 Triliun di 2030

Member Login

or