1
1

Penguatan Pasar Saham Diprediksi Berlanjut Tapi Terbatas

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan penguatan pada pasar saham diprediksi berlanjut tetapi secara lebih terbatas.

“Pasar masih berpotensi menguat secara teknikal sehingga investor masih dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham bigcap dengan valuasi undervalued,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 29 Juli 2025.

Sedangkan pada obligasi, tren sideways dengan potensi kenaikan yield diprediksi akan terjadi dikarenakan peningkatan risiko karena pengesahan RUU One Big Beautiful oleh Trump yang berpotensi memicu lonjakan drastis utang nasional AS lebih dari US$4 triliun. Meski dampaknya tidak instan, kenaikan ini pasti akan terjadi dan membuat utang AS menjadi lebih berisiko.

|Baca juga: Reli IHSG Berlanjut di Awal Pekan

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +3,17% ke level 7.543,50 dipicu oleh menguatnya saham konglomerasi dan mayoritas indeks sektoral. Disisi lain, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp134,79 miliar dalam sepekan. Dari sisi saham, top leader IHSG yakni DCII (+41,52%), SMMA (+43,90%) dan CDIA (+70,77%).

Dari sentimen domestik, AS telah mengumumkan framework kesepakatan negosiasi perdagangan dengan Indonesia. Framework tersebut mencakup kesepakatan bahwa Indonesia akan menghapus tarif atas sekitar 99% produk asal AS, sementara AS akan menurunkan tarif untuk barang–barang asal Indonesia dari 32% menjadi 19%.

Indonesia juga akan menghapus hambatan non–tarif, menghapus pembatasan ekspor komoditas industri termasuk mineral penting, dan setuju untuk mengambil tindakan guna mengatasi kelebihan kapasitas global di sektor baja. AS menyebut bahwa dalam beberapa pekan ke depan, AS dan Indonesia masih akan merundingkan dan menyelesaikan perjanjian perdagangan sebelum perjanjian mulai berlaku.

|Baca juga: Bos Bursa Bidik IHSG Tembus 8.000 saat HUT ke-80 RI

Dari global, Trump mengumumkan bahwa kesepakatan dengan Jepang mencakup pemberlakuan tarif impor sebesar 15% lebih rendah dari ancaman awal sebesar 25% atas barang Jepang yang masuk ke pasar AS. Kesepakatan ini menyusul perjanjian serupa dengan Filipina, yang menetapkan tarif 19% untuk produk ekspor negara tersebut ke AS.

Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik tipis +0,29% ke level 10.919,64. Pergerakan Yield SBN 10- tahun bergerak bullish yakni turun sebesar -3,13bps WoW ke level 6,60%. Dari global, ekspektasi sinyal yang lebih dovish oleh The Fed yang diiringi oleh pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia turut mendorong pasar bergerak rally.

Dalam sepekan ke depan, pasar akan wait & see rilis data domestik seperti neraca dagang dan inflasi. Sedangkan dari global akan ada rilis data JOLTs Job Openings, Fed Interest Rate Decision, dan Core PCE Price Index MoM.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Genjot Kinerja, OJK Terus Pelototi Spin Off Perbankan dan Asuransi Syariah!
Next Post Citilink Diganjar Peringkat idBBB- dengan Prospek Stabil

Member Login

or