Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa terpantau berakhir di area negatif. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan terlihat menguat ketimbang pagi tadi di Rp16.039 per US$.
IHSG Selasa, 21 mei 2024, perdagangan sore ditutup di 7.186, melemah 80 poin atau setara 1,11 persen ketimbang pagi tadi di 7.266. Level tertinggi di 7.295 dan terendah di 7.179. Volume perdagangan hari ini tercatat 15 miliar lembar saham senilai Rp12 triliun. Sebanyak 211 saham menguat, 350 saham melemah, dan 213 saham stagnan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup di Rp15.998 per US$, menguat 20 poin atau setara 0,13 persen dengan year to date return 3,90 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.994 hingga Rp16.042 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.934 per US$.
Nasdaq sentuh rekor baru
Di sisi lain, keuntungan beberapa perusahaan teknologi besar mendorong Nasdaq ke rekor baru pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Hal itu terjadi pada hari yang beragam secara keseluruhan untuk ekuitas AS karena pelemahan di JPMorgan Chase menyeret turun Dow Jones.
|Baca juga: BCA Digital Berkolaborasi dengan Garuda Indonesia untuk Tingkatkan Layanan Pelanggan
Indeks Komposit Nasdaq yang berfokus pada teknologi naik 0,7 persen menjadi 16.794,87, melampaui rekor minggu lalu. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun 0,5 persen menjadi 39.806,77. Sedangkan S&P 500 berbasis luas naik tipis 0,1 persen menjadi 5.308,13.
Sedangkan dolar AS secara umum stabil pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena investor menunggu petunjuk lebih lanjut untuk membantu memetakan jalur suku bunga AS setelah komentar hati-hati dari pejabat Federal Reserve, bahkan ketika inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda.
Euro sedikit berubah pada US$1,0865, tidak jauh dari level tertinggi dalam hampir dua bulan di US$1,0895 yang disentuh minggu lalu. Sejauh ini angka tersebut naik dua persen di Mei, didorong oleh jatuhnya dolar karena melemahnya data pertumbuhan dan inflasi AS, serta peningkatan perekonomian zona euro.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang tersebut terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir sedikit lebih tinggi pada 104,51. Harga minyak telah jatuh sekitar dua persen sejak mencapai level tertinggi dalam lebih dari lima bulan pada April.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News