Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat berakhir menguat. Meski demikian, indeks acuan saham Indonesia masih berpotensi untuk terkoreksi sehingga para investor wajib berhati-hati guna menekan risiko terjadinya kerugian.
IHSG Jumat, 22 Maret 2024, perdagangan sore berakhir menguat ke posisi 7.350, naik 11 poin atau setara 0,16 persen ketimbang pagi tadi di 7.338. Posisi tertinggi di 7.350 dan terendah di 7.318. Volume perdagangan hari ini tercatat 15 miliar lembar saham senilai Rp10 triliun. Sebanyak 243 saham menguat, 267 saham melemah, dan 253 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Jumat terpantau kian melemah ketimbang pembukaan pagi tadi di Rp15.728 per US$. Mata uang Garuda berpeluang terpental ke level Rp15.800 per US$ seiring minimnya sentimen positif.
|Baca juga: BCA Siapkan Uang Tunai Rp68,8 Triliun untuk Libur Lebaran 2024
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup tertekan ke Rp15.783 per US$, melemah 114 poin atau setara 0,73 persen dengan year to date return 2,49 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.728 hingga Rp15.796 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15,719 per US$.
Wall Street ditutup di level tertinggi sepanjang masa
Di sisi lain, Wall Street ditutup pada level tertinggi sepanjang masa untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Hal itu terjadi di tengah optimisme terhadap perekonomian dan kebijakan Federal Reserve yang mengimbangi penurunan besar pada saham Apple.
Ketiga indeks utama naik ke rekor baru, dipimpin oleh Dow Jones Industrial Average, yang mendekati 40.000 poin. Para analis mengatakan kenaikan tersebut sebagian mencerminkan kelegaan pasar setelah The Fed terus memberikan sinyal bahwa mereka mengharapkan penurunan suku bunga tahun ini.
Adapun indeks Dow Jones Industrial Average berakhir pada posisi 39.781,37 atau naik 0,7 persen. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas naik 0,3 persen menjadi 5.241,53. Kemudian Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi bertambah 0,2 persen menjadi 16.401,84.
Sementara itu, dolar AS menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu karena kekuatan ekonomi AS dan suku bunga tinggi serta langkah mengejutkan Swiss National Bank (SNB) yang memangkas suku bunga mendukung sentimen risiko dan daya tarik greenback secara global.
Sterling melemah setelah Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga acuannya seperti yang diharapkan. Namun setelah Federal Reserve menolak memproyeksikan sikap kebijakan restriktif pada Rabu, prospek perekonomian AS menjadi suram.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News