Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa berakhir di area hijau. Sepanjang hari indeks acuan saham Indonesia sukses bertahan di zona positif sejalan dengan para investor yang menantikan arah kebijakan The Fed pada pertemuan minggu ini.
IHSG Selasa, 19 Maret 2024, perdagangan sore berakhir menguat ke posisi 7.336, naik 34 poin atau setara 0,47 persen ketimbang pagi tadi di 7.302. Posisi tertinggi di 7.361 dan terendah di 7.314. Volume perdagangan hari ini tercatat 16,38 miliar lembar saham senilai Rp9,5 triliun. Sebanyak 257 saham menguat, 251 saham melemah, dan 262 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Selasa terlihat kian melemah ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.711 per US$. Sentimen positif masih minim berdatangan sehingga mata uang Garuda dengan mudah dihantam mata uang Paman Sam.
|Baca juga: Pemerintah Komitmen Gunakan Produk Dalam Negeri untuk Bangun Infrastruktur
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir melemah ke Rp15.717 per US$, tertekan 27 poin atau setara 0,17 persen dengan year to date return 2,07 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.699 hingga Rp15.735 per US$. Sedangkan menurut Finance Yahoo, nilai tukar rupiah berada di Rp15.656 per US$.
Saham teknologi memimpin pasar
Di sisi lain, saham teknologi memimpin pasar lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Hal itu terjadi karena antusiasme kecerdasan buatan dengan para investor menantikan pertemuan Federal Reserve.
Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi berakhir naik 0,8 persen menjadi 16.103,45. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,2 persen menjadi 38.790,43. Sementara itu, indeks S&P 500 berbasis luas naik 0,6 persen menjadi 5.149,42.
Sedangkan dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan terjadi karena para pedagang menantikan pertemuan bank sentral minggu ini, dengan Bank of Japan berpotensi mengakhiri suku bunga negatif dan pasar menunggu proyeksi penurunan suku bunga Federal Reserve.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir turun 0,12 persen menjadi 103,35. Angka tersebut telah meningkat sekitar dua persen tahun ini karena perekonomian AS berjalan lebih baik dari perkiraan, sehingga investor mengekang spekulasi mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya dengan cepat.
Sementara itu, dolar AS sedikit berubah terhadap yen Jepang di 149,07 yen per dolar. Yen mengalami gejolak dalam beberapa minggu terakhir, melemah hingga 150,88 terhadap dolar AS bulan lalu. Mata uang tersebut kemudian naik kembali ke level tertinggi dalam satu bulan di 146,48 pada awal Maret, didukung oleh data ekonomi yang lebih kuat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News