1
1

Penutupan Perdagangan: IHSG Hijau tapi 379 Saham Terkoreksi!

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa terpantau parkir di area hijau. Sepanjang hari ini indeks acuan saham Indonesia berlayar di zona negatif tapi di detik-detik akhir perdagangan sukses keluar dari keterpurukan.

IHSG Selasa, 23 Januari 2024, perdagangan sore berakhir menguat ke posisi 7.256, naik 8,30 poin atau setara 0,11 persen ketimbang pagi tadi di 7.248. Level tertinggi di 7.256 dan terendah di 7.201. Volume perdagangan hari ini 15,59 miliar lembar saham senilai Rp10,05 triliun. Sebanyak 156 saham menguat, 379 saham terkoreksi, dan 229 saham stagnan.

|Baca: Terungkap! Ini Tanggapan Bos BPJS Kesehatan soal Polemik Potensi Defisit di 2024

Sementara itu, saham-saham Wall Street menguat pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), dengan Dow Jones mencapai level tertinggi baru dan S&P 500 menambah rekor penutupan minggu lalu. Hal itu karena investor menunggu laporan pendapatan sebagai petunjuk mengenai prospek perusahaan-perusahaan besar.

Dow Jones Industrial Average naik

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,4 persen menjadi 38.001,81, diperdagangkan di atas angka 38 ribu untuk pertama kalinya. Indeks S&P 500 berbasis luas bertambah 0,2 persen menjadi 4.850,43. Sedangkan Komposit Nasdaq yang berbasis teknologi naik 0,3 persen menjadi 15.360,29.

Di antara bisnis yang melaporkan hasil keuangan minggu ini adalah United Airlines setelah penutupan pada Senin waktu setempat (Selasa WIB), dan nama-nama terkemuka lainnya seperti Procter & Gamble, Tesla, dan Netflix.

“Kami mendapat banyak pendapatan mulai besok, dan antusiasme pun meningkat. Pasar melanjutkan reli minggu lalu. Ini akan menjadi minggu yang sangat penting,” kata Peter Cardillo dari Spartan Capital.

Dia mengacu pada rilis dua indikator utama pemerintah yakni angka produk domestik bruto AS, dan ukuran inflasi yang menjadi fokus Federal Reserve. Sementara itu, data ekonomi baru-baru ini mendukung dugaan bahwa perekonomian AS berada pada jalur menuju soft landing, dan pasar sedang merespons hal tersebut.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi Jasindo Berikan Bantuan untuk Keberlanjutan Pertanian
Next Post Kurs Rupiah Sore Menguat di Rp15.637/US$

Member Login

or