Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu terlihat di zona negatif. Indeks acuan saham Indonesia masih rawan terkoreksi sehingga para investor harus berhat-hati, meski tak ditampik pelemahan yang terjadi bisa dijadikan momentum mencari sejumlah saham yang terdiskon.
IHSG Rabu, 21 Februari 2024, perdagangan sore tertekan ke level 7.349, turun 3,5 poin atau setara 0,05 persen ketimbang pagi tadi di 7.352. Posisi tertinggi di 7.370 dan terendah di 7.286. Volume perdagangan hari ini tercatat 16,45 miliar lembar saham senilai Rp11,03 triliun. Sebanyak 221 saham menguat, sebanyak 326 saham turun, dan 224 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Rabu terpantau menguat ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.670 per US$. Perlahan tapi pasti, mata uang Garuda berhasil berbalik arah dan sukses menghantam mata uang Paman Sam.
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Adakan Analisis Prospek Finansial Tahun Naga Kayu
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir menguat ke level Rp15.635 per US$, naik 25 poin atau setara 0,16 persen dengan year to date return 1,53 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.635 hingga Rp15.683 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.571 per US$.
Saham AS melemah
Di sisi lain, saham-saham Amerika Serikat melemah pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) di awal minggu perdagangan yang dipersingkat karena libur Hari Presiden. Pelemahan disebabkan oleh Nvidia, yang tergelincir menjelang hasil pendapatan yang akan datang.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,2 persen menjadi 38.563. Indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,6 persen menjadi 4.975,51. Sedangkan Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi turun 0,9 persen menjadi 15.630,78.
Adapun raksasa cip Nvidia turun 4,4 persen. Namun, sahamnya masih naik tajam sejak awal tahun, dengan antusiasme terhadap perusahaan-perusahaan terkait AI yang membuat harga sahamnya melonjak. “Sahamnya naik sekitar 40 persen tahun ini dan tahun ini baru berumur kurang dari dua bulan,” kata Steve Sosnick, dari Interactive Brokers.
Dolar AS tertekan
Sementara itu, dolar AS tertekan pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi setelah China memangkas suku bunga dalam upaya untuk menopang pasar properti yang sedang kesulitan, sehingga meningkatkan harapan akan stimulus tambahan yang meningkatkan pertumbuhan global.
Sementara itu, yen menguat, namun tetap berada di bawah level 150,88 per dolar yang dicapai Senin lalu, yang merupakan level terlemah dalam 11 minggu. Kondisi itu karena investor fokus pada apakah pelemahan baru dalam mata uang Jepang kemungkinan mendorong intervensi oleh Bank of Japan dan Kementerian Keuangan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News