Media Asuransi, GLOBAL – Harga perak mencetak rekor sepanjang masa pada akhir perdagangan Jumat kemarin atau Sabtu dini hari. Harga perak spot naik 2,6 persen ke level US$67,14 per ons, dan mengakhiri pekan ini dengan kenaikan 8,4 persen setelah sempat menyentuh rekor tertinggi intraday di US$67,45 per ons.
|Baca juga: Harga Emas Terkoreksi Respons Prospek Bunga The Fed
“Emas dan perak sangat berkorelasi dan biasanya emas memimpin, tetapi dalam dua bulan terakhir, kita melihat perak memimpin. Jadi, setiap kali Anda melihat selisih yang begitu lebar, orang akan mulai memilih emas dan mengejar gap dalam jangka pendek,” kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investorsdikutip dari Reuters. Jumat malam.
Perak telah melonjak 132 persen tahun ini, jauh melampaui kenaikan emas sebesar 65 persen, didorong oleh permintaan investasi yang kuat dan kendala pasokan.
Tradingeconomics mencatat, permintaan investor terhadap perak dan logam mulia lainnya telah melonjak tahun ini karena penurunan suku bunga, meningkatnya kekhawatiran fiskal, dan ketidakpastian ekonomi yang lebih luas mendorong pencarian tempat berlindung yang aman dan aset dengan pengembalian yang lebih tinggi.
|Baca juga: Mirae Asset: Emas Jadi Aset Paling Defensif dan Atraktif di 2026
Tren ini tercermin dalam arus masuk rekor dari investor institusional dan ritel ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) perak. Dukungan tambahan datang dari permintaan industri yang kuat, khususnya dari sektor tenaga surya, kendaraan listrik, dan pusat data yang berkembang pesat.
Di sisi penawaran, perak telah menghadapi tekanan di pasar London tahun ini, dengan kondisi ketat diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2026.
“Arus dana ETF pada perak terus mendominasi tema ini, ditambah dengan spekulasi dari investor ritel,” ujar Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
