1
1

Perdagangan Pagi: IHSG Cerah, Rupiah Suram

Seorang investor sedang memperhatikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi bergerak di area hijau, tapi para investor harus tetap berhati-hati dan waspada. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terlihat melemah ketimbang penutupan di hari sebelumnya di Rp16.240 per US$.

IHSG Kamis, 13 Juni 2024, perdagangan pagi dibuka di 6.850 dan tak lama menguat ke 6.880. Level tertinggi di 6.896 dan terendah di 6.868. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 26 miliar lembar saham senilai Rp5,9 triliun. Sebanyak 264 saham menguat, 135 saham melemah, dan 137 saham stagnan.

Mengutip Investing, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka melemah ke Rp16.246 per US$. Level tertinggi nilai tukar rupiah pagi ini di Rp16.246 per US$ dan terendah di Rp16.233 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.058 per US$.

Federal Reserve pertahankan suku bunga

Di sisi lain, indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali berakhir di rekor baru pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi tersebut menyusul membaiknya data inflasi karena Federal Reserve mempertahankan tingkat suku bunga.

|Baca juga: Jawab Isu PHK 70% Karyawan Tokopedia, Ini Penjelasan Manajemen GOTO

Indeks S&P 500 yang berbasis luas naik 0,9 persen menjadi 5.421,03. Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi melonjak 1,5 persen menjadi 17.608,44, rekor penutupan ketiga berturut-turut untuk kedua indeks tersebut. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,1 persen menjadi 38.712,21.

The Fed mempertahankan suku bunga pinjaman utama dan memperkirakan hanya satu kali penurunan suku bunga tahun ini, turun dari tiga kali penurunan suku bunga yang diharapkan pada Maret. Langkah ini dilakukan setelah inflasi mencapai 3,3 persen pada bulan lalu, turun 0,1 poin persentase dari April, sedikit di bawah ekspektasi.

Sedangkan dolar AS melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), setelah data menunjukkan harga konsumen pada Mei naik kurang dari perkiraan para ekonom. Hal itu menambah spekulasi Federal Reserve mungkin mulai memotong suku bunganya segera pada September.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Chandra Asri, ASECH, dan Jimbaran Hijau Berkolaborasi Luncurkan Showcase Jalan Aspal Plastik
Next Post Bank Victoria Akan Terbitkan Obligasi Subordinasi Rp500 Miliar

Member Login

or