1
1

Perdagangan Pagi: IHSG dan Rupiah Kompak Pamer Kekuatan

Ilustrasi. | Foto Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi terpantau bergerak di area hijau. Meski demikian, para investor harus tetap berhati-hati saat berinvestasi di pasar modal guna mengamankan keuntungan yang sudah diperoleh dan meminimalisir kerugian.

IHSG Kamis, 21 Maret 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 7.331 dan tak lama menguat ke 7.366. Posisi tertinggi di 7.384 dan terendah di 7.360. Volume perdagangan pagi tercatat 2,53 miliar lembar saham senilai Rp1,20 triliun. Sebanyak 246 saham menguat, 148 saham melemah, dan 219 saham stagnan.

|Baca: Wall Street Cetak Rekor Baru, Dolar AS Menguat Tipis

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Kamis pagi dibuka menguat ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.723 per US$. Kendati demikian, belum terlihat ada katalis positif signifikan yang membuat mata uang Garuda mampu melanjutkan penguatan.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke level Rp15.665 per US$ dengan year to date return 1,75 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.650 hingga Rp15.675 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.601 per US$.

Wall Street melonjak ke rekor baru

Di sisi lain, indeks utama Wall Street melonjak ke rekor baru pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi setelah Federal Reserve menegaskan kembali rencana penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang dan menyemangati investor yang khawatir akan penurunan suku bunga.

Bank sentral AS seperti yang diharapkan memilih untuk mempertahankan suku bunga atau tidak berubah untuk pertemuan kelima berturut-turut. The Fed juga tetap mempertahankan perkiraannya untuk tiga kali penurunan suku bunga pada 2024, meskipun data inflasi baru-baru ini melampaui perkiraan.

“Inflasi masih terlalu tinggi,” kata Ketua The Fed Jerome Powell.

Sedangkan greenback naik tipis dengan yen mencapai titik terendah baru dalam beberapa bulan terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Hal itu terjadi menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve dan setelah Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.

Para analis mengatakan perbedaan imbal hasil antara treasury AS dan obligasi Pemerintah Jepang, yang masih mencolok, akan terus memimpin yen setelah melemah bahwa mata uang Jepang telah menyerah pada kenaikan kebijakan menjelang pertemuan BoJ.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Goldman Sachs: Pasar Property and Casualty Tumbuh Moderat di 2024
Next Post Waspada, Asuransi Siber Bakal Punya Tantangan di 2024!

Member Login

or