Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Selasa terlihat bergerak di area negatif dan masih belum ada tanda-tanda kembali ke level 7.000. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan pagi terpantau menguat ketimbang perdagangan sore di hari sebelumnya di Rp16.394 per US$.
IHSG Selasa, 25 Juni 2024, perdagangan pagi dibuka di 6.889 dan tak lama tertekan ke 6.861. Posisi tertinggi di 6.890 dan terendah di 6.852. Volume perdagangan pagi ini tercatat sebanyak 7,1 miliar lembar saham senilai Rp9,7 triliun. Sebanyak 170 saham menguat, 196 saham melemah, dan 183 saham stagnan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke Rp16.380 per US$ dengan year to date return 6,24 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.360 per US$ hingga Rp16.383 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.302 per US$.
Wall Street beragam
Di sisi lain, saham-saham Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Kondisi itu dengan sejumlah perusahaan mengangkat Dow Jones dan kemunduran beberapa nama teknologi terpanas membebani Nasdaq.
|Baca juga: Citi Tunjuk Sujanto Su sebagai Chief Financial Officer untuk Indonesia
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,7 persen menjadi 39.411,21. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,3 persen menjadi 5.447,87. Kemudian indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi anjlok 1,1 persen menjadi 17.496,82.
Para analis menggambarkan pasar saham berada dalam mode menunggu dan melihat menjelang peristiwa berita utama minggu ini, termasuk debat Presiden Amerika Serikat (AS) dan data inflasi utama AS.
Sedangkan dolar AS sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), namun tetap mendekati level tertinggi dalam delapan minggu. Sementara yen sempat melonjak karena berada di dekat level 160, yang sebelumnya mendapat peringatan lisan dari otoritas Jepang.
Yen melemah menjadi 159,94 per dolar pada awal perdagangan, terendah sejak 29 April, ketika yen menyentuh level terendah dalam 34 tahun di 160,245, menyebabkan Pemerintah Jepang mengeluarkan sekitar 9,8 triliun yen untuk mendukung mata uang tersebut.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News