Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin pagi atau di awal pekan terlihat bergerak di jalur hijau. Meski demikian, para investor harus tetap berhati-hati dan cermat saat berinvestasi di pasar modal guna mengamankan keuntungan yang sudah diperoleh.
IHSG Senin, 18 Maret 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 7.328 dan tak lama menguat ke level 7.333. Posisi tertinggi di 7.351 dan terendah di 7.330. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 289 juta miliar lembar saham senilai Rp236 miliar. Sebanyak 183 saham menguat, 108 saham melemah, dan 272 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Senin pagi terpantau melemah ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di Rp15.599 per US$. Butuh sentimen positif signifikan untuk membuat mata uang Garuda mampu terus menguat dan tak mudah diredam mata uang Paman Sam.
|Baca juga: Ada Sentimen Suku Bunga BI dan The Fed Minggu Ini, IPOT Rekomendasikan 3 Saham Berikut
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke level Rp15.630 per US$ dengan year to date return 1,59 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.630 hingga Rp15.644 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.579 per US$.
Wall Street turun
Di sisi lain, Wall Street mengakhiri minggu lalu dengan penurunan pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu, 16 Maret). Ketiga indeks utama melemah karena para pedagang menantikan keputusan suku bunga bank sentral AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,5 persen menjadi 38.714,77. Sedangkan S&P 500 yang berbasis luas kehilangan 0,7 persen menjadi 5.117,15. Kemudian, Komposit Nasdaq yang berfokus pada teknologi turun 1,0 persen menjadi 15.973,17.
|Baca juga: OJK Sebut Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Bakal Kaya Raya, Kenapa?
Federal Reserve akan mengumumkan kebijakannya pada Rabu waktu setempat di akhir pertemuan dua hari, dengan semua perhatian tertuju pada tanda-tanda kapan penurunan suku bunga pertama dapat dilakukan.
Meskipun The Fed telah mengisyaratkan kemungkinan mulai menurunkan suku bunga pada tahun ini, namun data harga grosir dan inflasi konsumen yang lebih panas dari perkiraan telah menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa pemotongan suku bunga akan dilakukan lebih lambat dari perkiraan.
“Kita menghadapi lingkungan inflasi yang membawa kita dari enam pemotongan (suku bunga) menjadi tiga kali dan ada keyakinan saat ini bahwa The Fed ingin mempertahankan tiga kali pemotongan tersebut,” kata Jack Ablin dari Cresset Capital.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News